INILAH.COM, Denpasar - Untuk memperkuat karakter bangsa dalam
menghadapi tantangan global, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
memberi perhatian bagi tumbuhnya berbagai tradisi di Indonesia.
Menurut
Kasubdit Internalisasi Nilai Budaya Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, Dr Dyah Chitraria Liestyati, pihaknya kini terus berupaya
melakukan penguatan budaya dari hilir ke hulu.
"Kebudayaan itu
sangat kompleks, sehingga bagaimana kita bisa membantu masyarakat dan
bangsa kita untuk berhadapan dengan peradaban global," ungkap Chitraria,
usai Sosialisasi dan Kampanye Media Pembangunan Karakter Bangsa, di
Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, di Denpasar, Sabtu
(17/11/2012).
Bagi Chitraria, pembentukan karakter bangsa sangat
penting, agar masyarakat tidak gampang terombangambing oleh masuknya
budaya asing. Untuk itu, diperlukan upaya untuk kembali membangkitkan
dan memperkuat tradisi dan budaya sendiri dalam menghadapi masuknya
kebudayaan asing.
Ia mengingatkan jangan sampai, generasi muda
mendatang lebih paham dengan budaya asing dari pada kebudayaan sendiri.
Padahal, Indonesia memiliki akar budaya yang cukup kuat mulai Sabang
sampai Merauke termasuk Bali memiliki tradisi masing-masing. Tradisi dan
budaya di Bali yang dikenal dunia karena punya daya tarik wisata bahkan
telah menjadi global village.
Indonesia yang memiliki beragam
kekayaan tradisi di setiap daerah, menurut Chitraria jika dikelola
dengan baik dapat menjadi kekuatan dan melahirkan karakter bangsa.
"Indonesia yang berkarakter artinya bagaimana budaya dan tradisi khas
yang kita miliki, bisa memperkuat sebagai bangsa yang berkarakter kuat,"
tegasnya.
Baginya, Indonesia yang diperkaya dan dibangun dengan
pluralistik, multietnis dan agama, ternyata mampu hidup rukun
berdampingan. Masyarakat yang memiliki karakter kuat sebagai bangsa
sehingga bisa saling menghargai dan bukan bersaing, melainkan bagaimana
menjadikan semua perbedaan itu sebagai kekuatan untuk membangun
Indonesia yang berkarakter.[jat]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar