Jakarta (ANTARA News) - Kepolisian RI meningkatkan penjagaan dan keamanan, termasuk terus melakukan deteksi intelejen terkait kedatangan Perdana Menteri Australia Julia Gillard dalam rangka memperingati 10 tahun peristiwa Bom Bali I pada 12 Oktober nanti.

"Upaya pengamanan pasti dilakukan, semua rencana pengamanan sudah dilakukan Polda Bali. Dari Mabes Polri juga sudah membantu pengamanan semua tamu dari negara lain dan akan menjadi atensi dari kita," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Hubungan Masyarakat (Humas) Mabes Polri, Brigjen Pol Boy Rafli Amar kepada pers di Jakarta.

Boy mengatakan sudah ada tim yang dibagi untuk memantau dan mendeteksi kemungkinan hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Upaya pengamanan juga sudah dilakukan oleh Polda Bali yang dipimpin langsung oleh Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Budi Gunawan, kata Boy.

Polda Bali telah menyiagakan 1.003 personel yang dibantu 118 personel dari Mabes Polri, 1.000 aparat TNI, serta didukung aparat pengamanan adat atau pecalang.

"Satuan intel Polri berjalan dengan deteksi dari Densus 88, dan kita berharap tidak ada yang mengkhawatirkan," ujar Boy.

Kapolda Bali Irjen Pol Budi Gunawan juga mengatakan telah menyiagakan "sniper" atau penembak jitu untuk mengamankan kedatangan Gillard.

"Ada beberapa sortir di pintu masuk, penempatan "snipers" kita, "escape" (jalur evakuasi) kita, dan sebagainya. Saya minta reserse juga menyiapkan tim tindak, penerima laporan, semua harus siap," kata Kapolda Bali Inspektur Jenderal Polisi Budi Gunawan, di Markas Komando Brimob di Tohpati, Denpasar, Rabu.

Beberapa anjing pelacak dan peralatan canggih juga akan dilengkapi seperti alat deteksi terutama yang berkaitan dengan bahan peledak, dan senjata api.

Selain pengamanan dari dalam negeri, pemerintah Australia juga turut terlibat dengan mengamankan peristiwa yang akan dihadiri sekitar 3.000 keluarga korban, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Untuk komposisi pengamanan, mulai dari ring tiga kita lakukan pemagaran dan lakukan sterilisasi, dan setelah itu kita pastikan wilayah itu (GWK) terbatas dari orang yang tidak ada kepentingan," kata Wakapolda Bali Brigjenpol Ketut Untung Yoga Ana.
(I029/I007)