Jakarta (ANTARA
News) - Sejarawan Universitas Indonesia (UI) Anhar Gonggong mendesak
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk protes keras terhadap Malaysia
terkait penghinaan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainuddin Maidin
kepada Presiden Republik Indonesia ketiga, BJ Habibie.
"Kalau saya jadi Presiden, saya akan protes keras. Malaysia terus
melecehkan dan tidak menghormati Indonesia," kata Anhar di sela-sela
Coffe Morning dengan Pimpinan Media Massa, di Lembaga Ketahanan Nasional
(Lemhannas), Jakarta, Jumat.
Menurut dia, Presiden SBY bakal melakukan lawatan ke Malaysia pada
pekan depan, sehingga sudah pada tempatnya dan momentumnya pas bagi
Presiden untuk mengajukan protes kepada Perdana Menteri Najib Razak.
Meski Zainuddin mengatasnamakan pribadi, kata Anhar, namun
pemerintah jangan mau terlena dengan alasan itu. Terlebih, Malaysia
terus mencari gara-gara dan selalu melecehkan bangsa Indonesia, mulai
kasus pemerkosaan TKW hingga klaim berbagai budaya Indonesia.
Anhar berpendapat, tindakan Zainuddin yang tidak mau meminta maaf
kepada Habibie jelas telah melecehkan bangsa Indonesia. Kalau Indonesia
tidak ingin terus direndahkan, maka sudah saatnya Presiden menunjukkan
rasa ketidaksukaan ketika berada di Malaysia.
"Jika setingkat mantan presiden saja dihina, apalagi TKI yang
bekerja di Negeri Jiran yang tentu lebih direndahkan. Presiden harus
tegas. Jika tidak, Malaysia bakal terus berulah," tegas Anhar yang juga
sebagai pengajar di Lemhannas.
Tindakan Zainuddin sangat lah tidak pantas dan keterlaluan karena
menyangkut-pautkan Habibie dengan kebenciannya terhadap Anwar Ibrahim.
Malaysia mencoba mengkerdilkan Indonesia. Mereka tahu Indonesia bangsa
minder, meski hal itu menunjukkan keminderan Malaysia juga terhadap
kebesaran Indonesia, katanya.
Melihat gangguan yang terus dilakukan Malaysia, ia melihat sebutan
sebagai sesama negara Melayu dianggapnya tidak tepat karena sesama ras
Melayu, tidak seharusnya Malaysia terus berbuat ulah mengganggu
Indonesia. Oleh karena itu, ia tidak setuju Indonesia disebut memiliki
kesamaan ras Melayu dengan Malaysia.
"Indonesia memiliki wilayah yang luas dan terdiri banyak suku, dan
Papua juga bukan termasuk ras Melayu. Kita jangan mau dininabobokkan
dengan anggapan sebagai sesama ras Melayu dengan Malaysia. Kita harus
tegas terhadap mereka," tuturnya.
Sebelumnya, sebuah media harian "Utusan Malaysia" memuat artikel
dari tulisan mantan Menteri Penerangan Malaysia, Zainudin Maidin yang
menyebutkan Habibie sebagai "pengkhianat" Indonesia.
Zainudin Maidin merasa tidak perlu meminta maaf kepada Habibie,
karena Habibie sudah tidak mewakili bangsa Indonesia dengan alasan
mantan presiden.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar