BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Sabtu, 31 Agustus 2013

Terlantar di Jakarta, Warga Gusuran Waduk Pluit Pulang Kampung

VIVAnews - Sedikitnya 1.200 kepala keluarga yang tinggal di bantaran Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, rumahnya diratakan dengan tanah. Rumah mereka digusur akibat proyek normalisasi waduk.
Sebagian warga bersedia pindah ke rumah susun yang disediakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sisanya pilih tinggal di rumah sanak saudara dan pulang ke kampung halaman.

Ubaidillah, petugas Satpol PP dari Kecamatan Penjaringan, mengaku sudah beberapa minggu ini ditugaskan untuk mengantar barang milik warga gusuran yang akan pindah. Selama bertugas di Waduk Pluit tidak jarang dia mendapati warga yang memilih pulang kampung.

"Kebanyakan warga pindah ke rusun. Tapi waktu penggusuran kemarin ada juga yang memilih pulang kampung ke Jawa. Mereka disewakan truk tapi tidak tahu siapa yang sewa," kata Ubaidillah saat berbincang dengan VIVAnews di kawasan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat 30 Agustus 2013.

Syamsudin, warga RT 19, RW 17 Penjaringan, mengatakan hal sama. Beberapa tetangganya yang sudah kena gusur memilih pulang kampung. Mereka terpaksa pulang karena di Jakarta sudah tidak memiliki pekerjaan dan tempat tinggal.

"Lapak rongsokan itu kan sudah digusur. Terus rumahnya digusur mau bagaimana lagi. Ya tetangga saya pada pulang kampung," kata Syamsudin.

Syamsudin menuturkan, sebagian besar penduduk di bantaran Waduk Pluit itu bekerja di lapak rongsokan sebagai pemulung. Ada juga yang bekerja di pelelangan ikan Muara Baru.

Setelah lapak rongsokan milik Ibu Kesih digusur dan dipindahkan ke Cengkareng, Jakarta Barat, mayoritas penduduk di bantaran Waduk Pluit menganggur. Lapak rongsokan itu merupakan salah satu andalan mata pencaharian warga di sana.

"Kalau saya sekarang menganggur. Karena lapaknya sudah digusur. Sekarang saya makan kemarin bawa bekal dari kampung ada beras ada sedikit uang juga. Mungkin nanti saya juga pindah ke Cengkareng. Supaya dekat dengan lapak Ibu Kesih," ujarnya.

Disampaikan Syamsudin, ada pun beberapa tetangganya yang masih muda. Kini mereka mencari nafkah di pelelangan ikan Muara Baru sebagai buruh panggul. "Kalau saya kan sudah tua. Saya pilih kumpulkan rongsokan saja," kata Syamsudin. (umi)

Tidak ada komentar: