BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 28 Agustus 2013

Presiden SBY Dikritik Siswa SMA

VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali dikritik. Namun, kali ini yang mengkritik SBY bukan lawan politik, bukan pula aktivis pergerakan, melainkan beberapa siswa di SMUN 3 Denpasar.

Para siswa ini menulis surat yang isinya mengritik kebijakan SBY. Kumpulan surat-surat tersebut kemudian dihimpun dalam satu buku, kemudian diterbitkan. Buku itu kemudian diberi judul “Surat untuk Presiden”.

Buku hasil karya kelompok jurnalis siswa SMU Negeri 3 Denpasar yang tergabung dalam Madyapadma tersebut berisikan 19 surat yang ditujukan kepada Presiden.

Ketua Madyapadma, I Gusti Agung Made Yogiswara, Senin 26 Agustus 2013 menjelaskan, buku berjudul “Surat untuk Presiden” dibuat sebagai upaya menampung curahan hati (surhat) siswa yang hendak disampaikan kepada presiden.

Dengan dirangkum menjadi sebuah buku diharapkan nantinya curhat para siswa tersebut dapat dibaca oleh presiden ataupun oleh kalayak umum.

“Apresiasi pemikiran-pemikiran remaja itu dikumpulkan dan dijadikan sebuah buku, dengan harapan Presiden bisa membaca buku tersebut. Kalau  Presiden bisa membacanya, tentunya para penulis yang menulis di buku tersebut sangat bangga,” ujar I Gusti Agung Made Yogiswara.

Menurutnya, beragam permasalahan disampaikan para siswa dalam buku setebal 80 halaman tersebut. Mulai dari masalah pendidikan, pengelolaan Migas, pertanian, kebijakan pemerintah, hingga kemiskinan.

Beberapa surat di antaranya berjudul “Kami Korban Kebijakan”, “Masih Pedulikah Pemerintah dengan Nasib Rakyatnya”, serta “Antara Wajah Kusam Pendidikan dan Etalase Megah Pemerintah”.

Selain meluncurkan buku berjudul “Surat untuk Presiden”, siswa-siswa SMUN 3 Denpasar juga meluncurkan buku karikatur yang berjudul “Bali Hahaha Hihihi”. Buku karikatur tersebut menggambarkan perilaku masyarakat Bali yang dituangkan dalam ilustrasi-ilustrasi unik.

Kritik terhadap perilaku tersebut dibuat dan dikemas secara jenaka tanpa ada pretensi apa pun. Tujuannya sama yakni, mengritik yang buruk dan mengapresiasi perilaku yang baik di masyarakat Bali.

Tidak ada komentar: