BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Selasa, 24 September 2013

KUR: Plafond Kredit Bertambah dengan Bunga Rendah*)

Oleh : Doni Sulistiono, Wiraswasta

Warung Prapatan Penatusan. Ya, itu adalah nama warung usaha yang saya terima secara turun-temurun dari orang tua. Setelah diminta mengelola warung tersebut, saya memutuskan warung usaha itu fokus menjual barang-barang kelontong dan arang. Khusus usaha arang selain saya jual kepada pembeli juga pada pedagang eceran kembali. Usaha inilah yang saya gunakan untuk menghidupi dan menafkahi keluarga sehari-hari.
Usaha kelontong dan arang saya kembangkan dengan modal awal seadanya ini terus berusaha saya tingkatkan dengan memutar dana dari keuntungan toko tersebut. Meskipun demikian, saya terus berusaha mencari informasi pendanaan berupa kredit yang bisa saya dapatkan. Sekitar tahun 2011, saya bertemu teman yang juga seorang pedagang kelontong. Ia bercerita bahwa telah mendapatkan dana kredit. Kredit yang didapatkannya ini berasal dari Bank Rakyat Indonesia (BRI).
Akhirnya, saya mencoba mencari tahu tentang kredit yang diberikan oleh BRI ini dengan menghubungi rekan-rekan saya. Perlu diketahui, saya merupakan alumni Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Angkatan 1999. Dengan bermodalkan rekan yang bekerja di BRI itulah, saya mendapatkan informasi mengenai kredit BRI tersebut.
Teman saya yang bekerja di BRI menjelaskan bahwa kredit yang dimaksud teman pedagang adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR). KUR ini terdiri dari 4 (empat) macam yaitu KUR Mikro yang diperuntukkan bagi individu pelaku usaha produktif serta layak. Kedua, KUR Ritel yang diperuntukkan bagi perorangan/badan hukum dengan usaha produktif serta layak. Ketiga, KUR Linkage Program (Executing) yang diperuntukkan bagi BKD, Koperasi Sekunder, KSP/USP, BPR/BPRS, Lembaga Keuangan Non Bank, Kelompok Usaha, LKM diperbolehkan mendapatkan fasilitas pembiayaan dari perbankan namun tidak sedang menikmati Kredit Program Pemerintah. Dan yang terakhir atau keempat, KUR Linkage Program (Channeling) yang tidak sedang menikmati KMK atau KI dan atau Kredit Pemerintah, namun Kredit Konsumtif diperbolehkan.
Dari hasil pembicaraan tersebut, rekan saya yang di BRI menyampaikan bahwa KUR yang paling tepat untuk saya adalah KUR Mikro. Kemudian, ia pun menjelaskan bagaimana ketentuan dan persyaratan untuk mendapatkan KUR Mikro tersebut. Setelah  mendapatkan penjelasan, saya pulang untuk berdiskusi dengan keluarga mengenai KUR Mikro dari BRI tersebut. Saya sampaikan kepada keluarga bahwa KUR Mikro ini sangat mudah karena ketentuan untuk mendapatkan hanya Kartu Tanda Pengenal (KTP) atau Surat Izin Mengemudi (SIM), Kartu Keluarga (KK), dan usaha minimal 6 (enam) bulan. Sedangkan, untuk persyaratan KUR Mikro yakni plafond kredit maksimal Rp 20 juta , suku bunga efektif maksimal 22% per tahun, Kredit Modal Kerja (KMK) : maksimal 3 tahun, Kredit Investasi (KI) : maksimal 5 tahun.
Dengan penyampaian informasi tersebut, keluarga saya akhirnya menyetujui pinjaman KUR dari BRI pada tahun 2011 sebesar Rp 10 juta dengan jangka pengembalian selama 1,5 tahun. Kemudian, saya pun pergi ke BRI untuk menandatangani berbagai dokumen dan kesepakatan di antara kedua pihak. Ternyata pada saat proses peminjaman KUR ini saya tidak dimintakan agunan apapun. Wah, saya berkata dalam hati betapa beruntungnya saya. Namun, saya berpikir karena warung usaha saya jelas mungkin kemudahan diberikan oleh pihak BRI.
Setelah menerima KUR tersebut, usaha yang saya lakukan sedikit bertambah terutama dari volume ketersediaan barang. Pelanggan saya dengan mudah mendapatkan barang yang mereka butuhkan. Kemudian, dengan makin lancarnya ketersediaan barang, tentunya omzet yang saya dapatkan pun semakin bertambah. Dari keuntungan inilah, saya dapat mengembalikan pinjaman KUR tersebut secara rutin ke BRI.
Saat pengembalian cicilan kredit KUR inilah, saya sering berkomunikasi dengan staf pelayanan di BRI bagaimana cara mengembangkan usaha melalui kredit. Selain itu, saya juga mendapatkan informasi bahwa fasilitas kredit yang diberikan BRI bukan hanya berhenti saat itu juga. Namun, BRI dapat memberikan fasilitas kredit selanjutnya sebelum cicilan pinjaman selesai.
Fasilitas yang diberikan oleh BRI ini dapat diterima oleh penerima KUR karena dianggap mampu dan dipercaya untuk memperoleh dana KUR dari pemerintah. Pemberian fasilitas ini, kata teman saya, juga merupakan bukti kesungguhan BRI sebagai mitra pemerintah dalam menyalurkan KUR untuk meningkatkan usaha dari para mitra BRI. Tentunya dalam hal ini BRI akan memilah dan memilih mitra mana yang dianggap mampu untuk mendapatkan fasilitas pinjaman berlanjut tersebut.
Mendengar berita ini, saya pun makin tertarik untuk berusaha dan mengambil pinjaman kedua. Nah, sebelum saya mengambil putusan saya pun berdiskusi dengan keluarga bagaimana apabila kita meminjam kembali untuk menambah stock atau ketersediaan barang serta memutar modal yang ada. Setelah berdiskusi dengan keluarga, saya akhirnya mendapatkan lampu hijau untuk pengambilan KUR kedua.
Sekitar tahun 2012, tepatnya 3 (tiga) bulan sebelum pinjaman pertama saya lunas, BRI memberikan kemudahan dengan pinjaman KUR kedua. Besarnya pinjaman kedua ini sebesar Rp 20 juta. Berbeda dengan pinjaman pertama, pinjaman kedua ini saya dimintakan jaminan. Namun, jaminan yang diminta oleh BRI sendiri, menurut saya, sangat mudah. Jaminan yang diminta BRI hanyalah BPKB sepeda motor. Saya pun dengan cepat mengiyakan dan menyampaikan tidak masalah dengan syarat tersebut.
Kemudian, jangka waktu pengembalian pinjaman KUR kedua ini sampai dengan 3 (tiga) tahun. Saya pun melihat hal ini sangat wajar karena pada pinjaman pertama saya mendapatkan Rp 10 juta dan diminta mengembalikan selama 1,5 tahun. Jika pada pinjaman KUR kedua ini mendapatkan Rp 20 juta, saya pikir wajar untuk pengembalian pinjaman selama 3 (tiga) tahun.
Proses yang mudah, pelayanan yang ramah, bunga yang rendah, informasi sampai ke daerah-daerah, saya pikir menjadi alasan mengapa saya dengan cepat menyetujui pinjaman KUR dari BRI ini. Khusus mengenai bunga, saya mendapatkan bunga sekitar 1,1% per bulan selama 2 (dua) kali pinjaman KUR ini. Hal ini tentunya sangat tidak memberatkan pengembalian pinjaman bagi mitra BRI. Selain itu, dalam hal administrasi, saya pun hanya menyertakan fotokopi KTP dan keterangan usaha dari kelurahan. Kedua ketentuan itu pun, saya penuhi tanpa dipersulit.
Proses kemudahan dan informasi pengembangan usaha inilah yang saya pikir perlu untuk diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini juga terutama bagi mereka yang bergerak dalam usaha kecil dan membutuhkan dana suntikan untuk pengembangan usahanya.
Setelah memperoleh KUR ini, seperti yang saya sampaikan di atas bahwa ada peningkatan omzet (penghasilan) yang saya dapatkan. Jikalau sebelum mendapatkan KUR, saya mendapatkan rata-rata penghasilan sebesar Rp 700-800 ribu per hari. Nah, setelah mendapatkan pinjaman KUR, saya mendapatkan rata-rata penghasilan sebesar Rp 800 ribu Rp 1 juta per hari bahkan lebih.
Peningkatan penghasilan ini saya dapatkan karena warung usaha yang saya jalankan mampu meningkatkan stock (ketersediaan) barang. Dengan demikian, pelanggan saya pun mampu memenuhi keinginan dari para pembelinya juga. Selain itu, saya dapat meningkatkan kemampuan bukan hanya menjual ke konsumen langsung namun lebih dari itu juga mampu memberikan kepada rekan pedagang lain dengan membagi sedikit keuntungan kepada rekan pedagang tersebut.
Saya secara pribadi melihat program KUR ini sangat membantu dalam proses peningkatan kemampuan para pedagang dalam menambah modal usahanya. Selain itu, dengan program KUR ini, saya mendapatkan banyak informasi dari pegawai BRI dan kemudahan-kemudahan lain dalam mendapatkan pinjaman usaha serta tips-tips dalam meningkatkan usaha.
Peningkatan usaha yang saya alami ini juga merupakan proses yang membutuhkan waktu. Hal ini pula lah yang perlu menjadi perhatian buat seluruh rekan-rekan mitra KUR. Kesempatan untuk berdialog dan berdiskusi dengan para petugas di BRI selalu saya manfaatkan dengan maksimal. Dengan demikian, informasi yang saya dapatkan mengenai KUR dan usaha lain lebih lengkap. Informasi yang lengkap diberikan kepada para mitra KUR ini juga dapat menutupi kekurangan kemampuan UMKM yang lemah dalam mengakses permodalan terutama kepada lembaga keuangan formal seperti BRI ini.
Selain itu, tentunya motivasi untuk terus berusaha saya dapatkan dari petugas KUR tersebut. Dengan demikian, program pemerintah dalam penanggulangan kemiskinan dan perluasan lapangan kerja dapat terbantu dengan pengembangan sektor riil yang diwakili pemberdayaan bagi para pedagang kecil di daerah-daerah. Saya merasakan bahwa melalui pola perkreditan seperti KUR, yang bersifat kredit massal, harapan tersebut optimis terpenuhi mengingat calon penerima kredit tidak diwajibkan untuk menyediakan jaminan tambahan, seperti pada kredit lainnya yang terikat dengan ketentuan bank teknis penyedia pinjaman.
Akhirnya, saya bersyukur sampai dengan saat ini masih dapat mengembalikan pinjaman KUR tersebut tepat waktu dan sesuai kesepakatan dengan pihak BRI. Harapan saya tentunya bahwa program KUR ini dapat dilakukan dengan proses yang mudah, pelayanan yang ramah, bunga yang rendah, dan informasi yang cepat dan tepat sampai ke daerah-daerah serta tentunya plafond dananya bertambah.
Semoga seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati program pemerintah yang bagus ini sama seperti halnya saya sehingga masyarakat makin sejahtera. Terima kasih.

1 komentar:

lapo microfinance mengatakan...

Apakah Anda sangat membutuhkan pinjaman? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk membiayai bisnis Anda atau melunasi tagihan Anda? memerlukan pinjaman untuk operasi atau apakah Anda seorang kontrak atau perlu dana untuk pekerjaan konstruksi Anda, apakah Anda seorang siswa yang membutuhkan keuangan? Apakah Anda memerlukan pinjaman untuk pertanian Anda? Anda bisa mendapatkan pinjaman hari ini dari perusahaan kami dengan tingkat bunga 2%. kami menawarkan pinjaman mulai dari $ 5000 hingga $ 150.000.000 dalam mata uang apa pun yang Anda inginkan. hubungi email perusahaan kami: - lapofunding960@gmail.com
SALAM HORMAT