VIVAnews
- Indeks saham di papan utama Asia pada perdagangan Senin 12 November
2012, diprediksi akan ditutup negatif. Sebab, investor masih khawatir
atas pengetatan fiskal AS dan krisis Yunani, meskipun data ekonomi dari
dua negara ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China membaik.
Indeks MSCI Asia Pasifik
di luar bursa Jepang dibuka turun 0,1 persen, setelah akhir pekan lalu
ditutup melemah 0,7 persen atau penuruan terburuk dalam satu minggu
terakhir.
Bursa Australia jatuh 0,3 persen dan indeks saham Korea Selatan dibuka turun 0,3 persen.
Selain itu, bursa Jepang,
Nikkei 225 rata-rata juga mengawali transaksinya hari ini dengan
penurunan 0,6 persen atau pelemahan terendah dalam empat pekan terakhir.
"Pasar saham akan bergerak di kisaran ini (negatif) pada hari ini sebagai akibat berlanjutnya ketidakpastian 'fiscall cliff'
(pengetatan fiskal) AS usai pemilihan presiden, dan stimulus untuk
Yunani yang belum diputuskan," kata Oh Hyun-seok, analis Samsung
Securities, seperti dilansir laman Reuters.
Sementara itu, bursa AS dan harga minyak mentah dunia naik pada penutupan perdagangan Jumat lalu.
Bahkan pada hari ini,
harga minyak mentah AS mantap di kisaran US$86,07 per barel. Sedangkan
minyak Brent turun 0,2 persen menjadi US$109,22.
The Dow Jones Industrial Average, seperti dikutip dari laman Washington Post, Sabtu 10 November 2012, ditutup naik tipis 4,07 poin atau 0,03 persen ke level 12.815,39.
Indeks Standard &
Poors 500 menguat 2,34 poin atau 0,2 persen menjadi 1.379,85. Sedangkan
Nasdaq Composite Index naik 9,29 poin atau 0,3 persen di posisi
2.904,87.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar