Kairo (ANTARA News)
- Liga Arab memutuskan, Sabtu (17/11), untuk mengirim komite menteri
yang dipimpin oleh Sekretaris Jenderal Nabil Al-Arabi ke Jalur Gaza,
tempat serangan antara Israel dan HAMAS terus berlangsung dan telah
menewaskan 45 orang serta melukai 500 lagi orang Palestina.
Keputusan tersebut diambil dalam pertemuan menteri luar negeri Arab
yang diadakan pada Sabtu di Markas Liga Arab di Ibu Kota Mesir, Kairo.
Pertemuan itu juga menyerukan dikajinya gagasan perdamaian Arab dengan Israel.
Kementerian Kesehatan HAMAS di Jalur Gaza mengatakan di dalam satu
laporan, Sabtu malam, Israel telah menewaskan 45 orang Palestina, 17 di
antara mereka warga sipil, dan melukai sebanyak 500 orang lagi sejak
Rabu sore (14/11).
Saat itu, Israel memulai "Operasi Pilar Pertahanan" terhadap daerah kantung pantai tersebut.
Beberapa pejabat keamanan HAMAS memberitahu Xinhua, sebagaimana
dikutip ANTARA di Jakarta, Minggu, jet tempur Israel melancarkan 200
serangan udara pada Jumat malam dan Sabtu terhadap beragam sasaran,
termasuk peluncur roket, pangkalan keamanan dan gedung pemerintah.
Serangan udara paling sengit dilancarkan terhadap markas Perdana Menteri HAMAS Ismail Haneya di bagian barat-laut Kota Gaza.
Beberapa pos keamanan pemerintah HAMAS juga dijadikan sasaran serangan di seluruh Jalur Gaza.
Sekretaris Jenderal Liga Arab Nabil Al-Arabi, yang mengutuk serangan
Israel terhadap Jalur Gaza, mengatakan gagasan perdamaian dengan Israel
telah mati sebelum dilahirkan, dan meminta semua negara Arab agar
mencari pilihan lain.
Pernyataan Al-Arabi adalah bagian dari resolusi yang dikeluarkan
setelah pertemuan darurat menteri luar negeri Arab mengenai serangan
Israel ke Jalur Gaza.
Menurut resolusi tersebut, menteri luar negeri Arab juga memutuskan untuk mengkaji kelayakan Kuartet Timur Tengah.
Kuartet itu --yang terdiri atas Amerika Serikat, Rusia, PBB dan Uni
Eropa-- diduga oleh sebagian anggota Liga Arab gagal mencapai apa pun
bagi perdamaian yang adil dan menyeluruh di wilayah tersebut.
Badan pan-Arab tersebut juga memutuskan untuk mengkaji strategi Arab
mengenai masalah Palestina dan konflik Arab-Isral, dan merancang
mekanisme baru guna mengakhiri pendudukan Israel atas wilayah Palestina.
Sementara itu, para menteri luar negeri Arab menyampaikan
ketidak-puasan mereka terhadap Dewan Keamanan PBB --yang mereka katakan
telah gagal melakukan tindakan menentukan mengenai serangan Israel ke
Jalur Gaza.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar