New York (ANTARA
News) - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) meminta Indonesia mengirim
pasukan penjaga perdamaian ke Suriah, jika Dewan Keamanan (DK) PBB
menyetujui pembentukan pasukan internasional ke negara bergolak itu,
kata anggota Komisi I DPR RI, Hayono Isman.
Permintaan tersebut disampaikan Kepala Penjaga Perdamaian PBB
(DPKO), Herve Ladsous, ketika melakukan pertemuan dengan delegasi Komisi
I DPR RI di Markas Besar PBB, New York.
"Oleh karena itu, kita akan bersiap-siap untuk kemungkinan
pengiriman pasukan perdamaian Indonesia ke Suriah. Mengenai berapa
jumlah personel, itu nanti tergantung Dewan Keamanan," kata Hayono
kepada ANTARA News, Rabu waktu setempat, seusai mengunjungi masyarakat
Indonesia di New York yang terkena dampak Badai Sandy 29 Oktober 2012.
Media internasional, yang mengutip para diplomat pada akhir Oktober
lalu, melaporkan bahwa Herve Ladsous mengisyaratkan pihaknya dapat
menyediakan pasukan perdamaian ke Suriah dengan kekuatan hingga 3.000
personel, yang siap digelar untuk mendukung gencatan senjata di antara
pihak-pihak yang bertikai.
Namun demikian, DK PBB dengan 15 anggotanya harus setuju untuk penggelaran pasukan itu di Suriah.
Namun, DK-PBB sejauh ini belum memiliki kesatuan pendapat dalam menyikapi konflik Suriah.
Resolusi DK PBB yang dirancang untuk mengancam pemberian sanksi
bagi pemerintah Presiden Bashar Al Assad telah diveto oleh dua anggota
tetap, yaitu China dan Rusia.
Selain mengharapkan kontribusi pasukan Indonesia untuk ke Suriah,
kata Hayono, Ladsous juga mengharapkan bahwa Indonesia dapat
menyediakan 1.500 polisi perempuan untuk bergabung dengan pasukan
perdamaian PBB di Darfur.
"Kita belum tahu dapat menyediakan berapa banyak personel. Yang
pasti, polisi perempuan ini dibutuhkan untuk lebih menangani situasi
perempuan yang rentan terhadap kekerasan," ujar Hayono.
Dalam pertemuan dengan Ladsous, ia mengemukakan, pasukan perdamaian Indonesia dipuji sebagai pasukan terbaik.
"Pasukan kita dinilai tidak mempunyai cacat apapun, baik dalam hal
pelaksanaan tugas maupun operasional dan administratif. Tidak heran
kalau kita kerap diminta untuk menyumbang pasukan," ujar Hayono.
Indonesia saat ini berada di urutan-15 negara terbesar dalam hal pengirim pasukan penjaga perdamaian PBB.
Menurut catatan Perutusan Tetap RI untuk PBB di New York, pasukan
Indonesia sejumlah 1.993 personil saat ini tersebar di tujuh misi
perdamaian PBB, termasuk di UNIFIL (Lebanon) 1.455 orang, UNAMID
(Darfur) 140 orang, MONUSCO (Kongo) 175 orang, MINUSTAH (Haiti) 167
orang dan UNMISS (Sudan Selatan) sembilan orang.
Selain itu, pasukan Indonesia juga bertugas di UNISFA (Abyei-Sudan) dan UNMIL (Liberia).
Belum lama ini, Indonesia juga diminta DPKO memberikan kontribusi
berupa tiga helikopter M-17 beserta 120 personil dan 1 batalion infantri
beranggotakan 800 personil untuk ditempatkan di Kongo bersama MONUSCO,
yang diharapkan PBB sudah dapat dikirim pada Maret 2013.
Hayono Isman merupakan ketua delegasi Komisi I DPR-RI yang melakukan kunjungan kerja ke New York pada 12-15 November.
Delegasi beranggotakan sembilan orang itu telah mengadakan
serangkaian pertemuan dengan para pejabat tinggi dan badan PBB, termasuk
Sekretaris Jenderal Ban Ki-moon, Presiden Majelis Umum PBB ke-67, Vuk
Jeremic, Kepala DPKO Herve Ladsous, Office for Coordination of
Humanitarian Affairs (OCHA) dan Central Emergency Relief Fund (CERF),
UNDP, UN Department of Peace Keeping Operations (UNDPKO), serta UN
Department of Field Service (UNDFS).
Adapun delapan anggota Komisi I lainnya terdiri dari Enggartiasto
Lukita, Roy Suryo, Meutya Hafid, Adjeng Ratna Suminar, Achmad Daeng
Se're, Muhammad Idris Lutfi, Mirwan Amir dan Sayed Mustafa Usab.
Komisi I DPR RI juga memanfaatkan kunjungan mereka untuk
mengunjungi WNI di New York yang terkena Badai Sandy, serta mengadakan
rapat dengar pendapat dengan Wakil Tetap Perutusan Tetap RI untuk PBB di
New York dan Konsul Jenderal RI di New York menyangkut pengawasan dan
anggaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar