BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 16 November 2012

Tindakan Dahlan Iskan & Dipo Alam Untuk Persempit Peluang Korupsi Pejabat

Prins David Saut - detikNews

Jakarta - Langkah Menteri BUMN Dahlan Iskan yang melaporkan sejumlah anggota dewan ke BK DPR dinilai banyak pihak sebagai tindakan yang sangat baik. Meskipun inisiatif Dahlan tersebut dianggap kalangan politikus Senayan sebagai pencitraan dan bermuatan politik.

"Pertama kali Dahlan Iskan mengeluarkan inisial-inisial di Badan Kehormatan DPR sepertinya sudah banyak konfirmasi politik, artinya secara politik itu sudah dibaca akan menguntungkan beberapa pihak," kata peneliti Pusat Studi Antikorupsi (Pukat) UGM, Hifdzil Alim, pada detikcom, Jumat (16/11/2012).

Namun Hifdzil menilai tindakan Dahlan yang kemudian diikuti laporan Dipo Alam ke KPK terkait dugaan adanya permainan anggaran di kementerian sebagai bentuk mempersempit kesempatan-kesempatan pejabat publik untuk korupsi.

"Logikanya, semakin banyak pengawasan maka semakin sempit melakukan korupsi, semakin mengecil wilayah yang akan dikorupsi. Kalau sekarang Dahlan melaporkan lalu Dipo melaporkan, terus juga ada yang melaporkan itu akan bagus," ujar Hifdzil.

Hifdzil menambahkan upaya pejabat publik yang hendak menyelamatkan pemerintahan dari tangan-tangan koruptor cukup berat. Pasalnya upaya tersebut akan memberikan beragam efek dan tidak menutup kemungkinan akan ada kelompok atau oknum yang hendak mengambil keuntungan politis.

"Side efect itu tidak bisa dihilangkan seperti dua sisi mata uang. Ketika kita ingin melakukan penegakan hukum, pasti ada unsur politisnya. Misalnya partai yang merasa anak buahnya dilaporkan akan terancam citranya, itu side efect," ujar Hifdzil.

Menurut Hifdzil, politisasi terhadap upaya Dahlan dan Dipo hanya bisa diminimalisir oleh para pejabat partai politik dengan bersikap tegas menyerahkan dan menghormati proses hukum. "Hanya bisa dikurangi jika pimpinan parpol bersikap tegas. Selama ini, itu yang kita harapkan, tapi belum tegas mereka," tutup Hifdzil.

Tidak ada komentar: