Shohib Masykur - detikNews
Jakarta - Dalam kunjungannya ke Amerika Serikat,
Presiden SBY akan meresmikan masjid yang diperuntukkan bagi warga
Indonesia di Washington DC dan sekitarnya. Bagaimana asal usul masjid
tersebut? Ternyata bangunan tersebut semula adalah gereja yang dialih
rupa menjadi masjid.
“Sejak semula izin bangunan itu adalah
sebagai house of worship (rumah ibadah). Tadinya bangunan itu adalah
sebuah gereja, kemudian kita membelinya. Akuisisi dilakukan tanggal 12
Juni 2014 lalu. Karena memang untuk rumah ibadah, peralilhan dari gereja
ke masjid tidak dipermasalahkan oleh pemerintah setempat,” kata
Presiden Indonesian Muslim Association in America (IMAAM), Arif Mustofa,
kepada detikcom, Rabu (24/9/2014).
Masjid itu terletak di
pinggir jalan Georgia Avenue, Silver Spring. Secara administratif,
wilayah tersebut masuk ke dalam wilayah negara bagian Maryland, namun
letaknya berdekatan dengan perbatasan Washington DC. Selain akses yang
mudah dan berdekatan dengan stasiun kereta, lokasinya juga strategis
karena jauh dari masjid yang lain.
Bangunan masjid berukuran
11.300 kaki persegi itu dapat menampung sekitar 600 orang serta
dilengkapi dengan fasilitas tempat parkir yang cukup luas. Di halamannya
tertanam rumput dan tanaman yang tertata rapi sehingga menampilkan
kesan asri. Pepohonan di sekelilingnya juga membuatnya terlihat rindang.
Pembelian
masjid itu dimungkinkan berkat bantuan Pemerintah Indonesia yang
bersedia menyumbangkan dana sebesar 3 juta dolar AS. Meski milik warga
Indonesia, namun masjid tersebut terbuka untuk muslim dari semua negara.
“Meski
ini masjid milik warga Indonesia, tapi pintunya terbuka untuk semua
muslim di lingkungan sekitar dan tidak hanya terbatas pada orang
indonesia. Penduduk sekitar memberikan respons positif dengan adanya
masjid ini. Mereka bilang ini pertama kalinya ada pemerintah yang
bersedia mendirikan masjid di negara ini,” tutur Arif.
Masjid
tersebut sudah mulai aktif dipakai sejak bulan Ramadan lalu. Saat itu
setiap hari diadakan buka puasa dan salat tarawih bersama. Warga
bergantian menyumbang untuk menyediakan takjil. Setelah Ramadan usai,
masjid tersebut digunakan untuk sembahyang sehari-hari, terutama salat
Jumat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar