Laporan wartawan Tribunnews.com, Randa Rinaldi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA), sektor pangan Indonesia harus diikuti dengan strategi di bidang
pangan. Tantangan itu harus dihadapi dengan kehadiran pemerintah untuk
mendukung kedaulatan pangan di Indonesia.
Ketua Komite Tetap
Kebijakan Publik Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Utama Kajo
mengatakan strategi pangan harus diterapkan dengan penguatan yang akan
dilakukan dengan kehadiran negara.
"Sebenarnya kita sudah harus
mempersiapkan 10 tahun yang lalu, sekarang kita bicara strategi dan
evaluasi apa yang akan dilakukan," ujar Kajo di Jalan Dr. Soepomo,
Jakarta Selatan, Jum'at (19/9/2014) siang.
Perlunya Indonesia
mempersiapkan strategi kedaulatan pangan dalam menghadapi MEA itu
berkaitan dengan visi-misi presiden terpilih Joko Widodo. Strategi
kedaulatan bidang pangan ini diperlukan untuk mengatasi permasalahan
terutama impor pangan yang meliputi beras, sayur, gula, dan impor pangan
lainnya.
"Saya maunya Indonesia menjadi pemimpin di ASEAN bukan
follower. Kita jangan mengikuti Singapura, Thailand, Malaysia karena
kita punya potensi. Saya menyesalkan itu," jelas Kajo.
Ketercukupan
pelaku usaha dan potensi di Indonesia ini seharusnya memicu Indonesia
untuk tampil di depan untuk memimpin di ASEAN. Kajo menuturkan tiga
potensi Indonesia di sektor pangan yaitu bidang pertanian, perikanan,
dan perkebunan.
"Strateginya kehadiran negara dengan instrumen dah perangkat negara lainnya," jelas Kajo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar