Washington (ANTARA News) - Amerika Serikat, Kamis, mengecam "keputusan yang sangat disesalkan" dari China dan Rusia untuk memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang berisi ancaman sanksi bagi Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Ini adalah "suatu kesalahan untuk mendukung rezim itu," kata juru bicara Presiden Barack Obama, Jay Carney, dalam briefing di Gedung Putih segera setelah Rusia dan China memveto rancangan ketiga resolusi PBB terhadap Suriah dalam sembilan bulan terakhir.

Veto adalah satu "keputusan yang akan sangat disesalkan, saya rasa, akan memberikan dampak yang lama bagi negara-negara yang memveto resolusi, dalam hal bagaimana rakyat Suriah memandang mereka," kata Carney.

"Tidak ada yang keraguan bahwa masa depan Suriah tidak akan melibatkan Bashar al-Assad. Masa kekuasaannya tinggal dalam hitungan hari. Suatu kesalahan mendukung rezim yang akan berakhir."

Reaksi Carney muncul setelah Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Susan Rice berkata secara terbuka bahwa Dewan Keamanan PBB telah gagal di Suriah.

"Kami akan mengintensifkan upaya kami dengan mitra lain kami di luar Dewan Keamanan guna meningkatkan tekanan pada rezim Assad dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan," kata Rice.

"Dewan Keamanan telah gagal dalam tugas terpentingnya di tahun ini," tambah Rice sambil mengecam Moskow dan Beijing.

Terkait persediaan senjata kimia Suriah, Rice mengatakan bahwa pemerintah Suriah harus "mempertanggungjawabkan" aksinya jika senjata itu dipergunakan untuk menyerang pihak oposisi.

"Seiring dengan memburuknya situasi, potensi rejim ini akan menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri harus menjadi kekhawatiran kita semua," katanya.

Ketakutan-ketakutan atas senjata-senjata kimia telah meningkat pada beberapa hari terakhir.

Pada Senin, Nawaf Fares, yang membelot dari posisinya sebagai duta besar Suriah untuk Irak, berkata dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa dia "yakin" Assad akan menggunakan persediaannya jika terpaksa.

Veto teranyar Russia dan China memperdalam perselisihan di Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara mengenai siapa yang harus dipersalahkan atas kegagalan negara-negara kekuatan dunia untuk menyepakati sebuah aksi internasional guna menghentikan konflik di Suriah.

Dalam pemungutan suara kemarin, 11 negara medukung rancangan resolusi itu sementara itu Rusia dan China menolak. Dua negar ayang tersisa, Pakistan dan Afrika Selatan memilih bersikap abstain. Sebagai dua dari lima pemilih hak veto di dewan itu maka Rusia atau China dapat membatalkan resolusi apapun