BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 22 Juli 2012

Mendikbud: Sekolah Jangan Mau "Surat Sakti"

VIVAnews - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhammad Nuh mengimbau para pejabat dan tokoh masyarakat tidak menitipkan siswa dengan "surat sakti" pada musim penerimaan murid baru di sekolah-sekolah. Sebab, praktik itu bisa mengganggu proses akademik di sekolah yang bersangkutan.

"Saya imbau kepada para pejabat dan tokoh masyarakat jangan pengaruhi independensi kepala sekolah dan panitia penerimaan siswa baru," kata Nuh usai peresmian PAUD Little 1 Academy di Jakarta, Minggu 22 Juli 2012.

Menurut dia, surat sakti dari pejabat dan tokoh masyarakat merepotkan petugas untuk menyikapinya. Bila ditolak, khawatir disebut menentang, dan jika diterima belum tentu calon siswa memenuhi kualifikasi.

"Kasihan mereka kalau ditolak dikira menentang. Tapi kalau diterima, yang bersangkutan tidak sesuai dengan kriteria sehingga akan cederai prinsip-prinsip akademik yang ada di sekolah itu," katanya.

Nuh menginstruksikan pihak sekolah tidak terpengaruh dengan surat-surat tersebut. Dia minta prinsip akademik ditegakkan. "Kepala sekolah jangan terpengaruh oleh surat-surat itu," ujarnya.

Nuh menuturkan, penerimaan siswa baru mengikuti rumus akademik. Untuk SMP dan SMA semata-mata pertimbangan akademi. "Oleh karena itu surat apapun yang masuk ke sekolah tidak boleh memperngaruhi penerimaan siswa baru tadi," ujarnya. "Untuk SD persyaratan yang penting usia karena di SD tidak boleh pakai tes." (ren)

Tidak ada komentar: