BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 23 Juli 2012

Jimly: Bawahan Korupsi, Menteri Bertanggung Jawab

INILAH.COM, Jakarta - Pakar hukum tata negara Jimly Asshiddiqie menilai seorang menteri harus bertanggung jawab jika memang bawahannya terbukti korupsi. Setiap atasan, harus tetap bertanggung jawab atas perilaku bawahannya, walau atasan tersebut tidak korupsi.

Demikian disampaikan Jimly di sela-sela diskusi di MPR, kompleks parlemen MPR-DPR, Senayan Jakarta, Senin (23/7/2012).

"Intinya kita harus menggerakkan kemampuan setiap pejabat bertanggung jawab atas perilaku anak buahnya. Semua pemimpin harus bertanggungjawab. Kalau direkturnya korupsi, tetap dirjennya harus bertanggung jawab. Tidak boleh dia masuk surga sendirian. Kalau dirjennya kena (korupsi), menterinya harus disikat, harus bertanggungjawab," beber Jimly.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini, seharusnya dalam sistem pemerintahan, harus menggunakan metode seperti ini. Setiap pemimpin diberi beban untuk bertanggung jawab terhadap tingkah laku anak buahnya. "Setiap atasan harus bertanggung jawab. Kalau sistem ini melekat, insya Allah pencegahan (tindak pidana korupsi, red) akan efektif," terangnya.

Sejauh ini, sejumlah kementerian menjadi sorotan dari sejumlah pihak. Sebab, kasus korupsi banyak terungkap. Bahkan, dalam rapat kabinet, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono juga sempat menyindir persoalan ini. Terbaru, dua orang pegawai di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) dijadikan tersangka kasus Hambalang.

Bagi Jimly, peran Presiden juga sangat vital. Hanya, dia tidak sepakat jika persoalan ini Presiden hanya bisa mengimbau melalui rapat semata. "Sebaiknya tidak (hanya dengan kata-kata, red). Bekerja saja, bertindak saja," pinta Jimly. [bar]

Tidak ada komentar: