Samarinda (ANTARA News) - Kapolri Jenderal (Pol) Timur Pradopo menegaskan, tidak ada penggunaan peluru tajam pada kasus bentrok warga Desa Limbangan Jaya, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, dengan kepolisian, pada Jumat (27/7) sore.

"Tidak ada penggunaan peluru tajam dan tidak ditemukan proyektil terkait bentrok di Kabupaten Ogan Ilir. Tetapi, kasus itu akan diselidiki lebih lanjut," ungkap Timur Pradopo, kepada wartawan ditemui di sela-sela kunjungannya di rumah tokoh masyarakat Samarinda, Kalimantan Timur, H. Muhyar, Sabtu malam.

Mabes Polri, lanjut dia telah mengirimkan tim untuk melakukan penyelidikan terkait bentrok yang telah menewaskan satu warga tersebut.

"Saat ini, tim dari Mabes Polri telah ke sana dan sudah berada di Palembang untuk melakukan penyelidikan terkait kasus itu. Tim Propam Mabes Polri akan bekerja sama dengan pihak Polda Sumatera Selatan, tentunya akan menyelidiki apakah ada kesalahan prosedur yang menyebabkan ada korban yang meninggal dan terluka," kata Timur Pradopo.

Kapolri juga mengaku menyayangkan bentrokan yang menyebabkan adanya korban jiwa tersebut.

"Tentunya, ini permasalahan yang kita sesalkan bersama. Kalau masyarakat tidak melakukan pelanggaran hukum dan jika petugas juga bertindak secara profesional maka tidak akan terjadi seperti itu. Tapi intinya, Polri tetap berkomitman bahwa kasus seperti itu tidak boleh terjadi lagi," katanya.

"Saya juga menjamin, akuntabilitas dan transparansi penyelidikan apa memang ada unsur kelalaian. Jadi, kita tunggu saja hasil penyelidikan tim Propam Mabes Polri," ungkap Timur Pradopo.

Bentrok antara warga desa setempat dan aparat kepolisian berawal dari laporan perusahaan perkebunan tebu Cinta Manis PTPN VII yang kehilangan pupuk sebanyak 127 ton di Rayon tiga pada 17 Juli 2012.

Saat personel Polda Sumsel dan Polres Ogan Ilir mengadakan olah TKP dan patroli serta dialog dengan warga situasi cukup kondusif.

Namun, saat iring-iringan anggota dari Polres yang terdiri atas penyidik, intel, sabhara, dan Brimob itu kemudian terlibat bentrok dengan warga.

Akibat bentrokan tersebut, seorang anak bernama Angga Bin Darmawan (12) tewas di tempat kejadian akibat tertembak di bagian kepala.

Sementara, empat orang lainnya mengalami luka tembak di bagian bahu dan tangan kiri yakni, Rusman (36), Yarman (50), Farida (46) tertembak di bagian tangan kanan dan Man (30) di bagian telinga kiri.

Kedatangan Kapolri ke rumah tokoh Masyarakat Samarinda itu nyaris luput dari pantauan wartawan.

Kapolri bersama Kapolda Kaltim, bahkan sempat berbuka puasa di rumah H. Muhyar selanjutnya melaksanakan shalat Tarawih di masjid tertua di Samarinda, Masjid Shiratal Mustaqiem.

Usai shalat Tarawih, Kapolri kemudian kembali ke rumah H. Muhyar yang jaraknya sekitar 300 meter dari Masjid Shiratal Mustaqiem dengan berjalan kaki.

Kapolri kemudian terlihat meninggalkan rumah tokoh masyarakat Samarinda itu pada Rabu malam sekitar pukul 23.45 Wita.  (A053/Z002)