Rina Atriana - detikNews
Jakarta - Pertarungan Pilpres 2014 dimulai. Masing-masing pasangan calon sudah disahkan KPU dan mendapat nomor urut. Prabowo-Hatta mendapat nomor urut 1 dan Jokowi-JK mendapat nomor urut 2. Laga final akan digelar 9 Juli mendatang. Masing-masing pasangan dan tim suksesnya pun diimbau bertarung secara ksatria.
"Menodai pemilu dengan fitnah dan adu domba itu tindakan buruk yang tidak beradab. Saya risau ada tokoh yang seenaknya memanipulasi realitas dengan pidato provokatif sehingga kontroversial. Hal-hal seperti itu harus dihentikan, selain merusak demokrasi juga tidak sesuai tata krama berpolitik," kata pengamat politik UGM Arie Sudjito, Senin (2/6/2014).
Menurut Arie, semua pihak pasangan Capres memang harus melakukan otokritik, kampanye hitam yang terjadi benar-benar sudah keterlaluan. Kampanye hitam yang mendiskreditkan kandidat tanpa data terus terjadi silih berganti.
"Mari hentikan kampanye hitam yang menyebar. Para tokoh-tokoh jangan memprovokasi buruk ke masyarakat sampai adu domba," jelasnya.
Dalam berkampanye, pasangan calon dan tim sukses harus mengedepankan etika sosial. Jangan sampai fitnah dijadikan landasan kewenangan. Bukankah para pasangan calon adalah orang yang beragama dan di dalam agama fitnah dilarang karena dosa besar.
"Bersaing dengan fair jangan mengikuti nafsu berkuasa lalu membenarkan sgala cara. Ajarkan juga pada anak-anak muda pemilih dengan demokrasi yang beradab. Jangan sampai politisi senior justru mengundang masalah," tutup dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar