Andri Haryanto - detikNews
Jakarta - Beberapa kalangan mengkritik kinerja
pengamanan pihak kepolisian dan TNI ketika bentrok antar warga pecah di
Way Panji, Kalianda, Lampung Selatan. Gubernur Lampung Sjachroedin ZP
membantah bila aparat lamban dalam mengantisipasi bentrok sehingga
menelan 12 orang korban jiwa.
"Polisi agak ragu-ragu, terlalu
banyak orang ngomong HAM. Dikit-dikit HAM. Kalau enggak tegas lalu
bagaimana," kata mantan Kapolda Sumsel dan Jabar ini usai meninjau
Balinuraga yang porak poranda akibat bentrokan yang terjadi Minggu
(28/10) dan Senin (29/10) kemarin.
Menurutnya, aparat memiliki
tahapan untuk sampai kepada pengambilan tindakan tegas kepada massa yang
mempersenjatai dirinya dengan senjata tajam. Tahapan tersebut dari
mulai tembakan peringatan, tembakan peluru karet, sampai dengan mengarah
kepada sasaran yang kiranya membahayakan.
"Serba salah,
polisinya juga sekarang diam, mau bertindak tegas keras terbentur HAM.
kalau sudah ada yang mati seperti ini mau apa?" tegas purnawirawan
polisi dengan pangkat terakhir Komisaris Jenderal ini.
Sjachroedin
pun menkritik kalangan yang dianggapnya hanya bicara terkait konflik di
Lampung tanpa menguasai permasalahan yang sebenarnya.
"Yang
ahli-ahli, yang pintar itu banyak komentar. Tapi bagaimana menyelesaikan
masalah ini? jangan banyak komentar, sekarang bagaimana menyelesaikan
ini supaya jangan terulang," tegasnya.
"Lampung tidak sama cara
penanganannya, setiap daerah berbeda karakteristik manusianya. Di sini
kalau dengan imbauan lemah lembek, dimakan kita, saya pengalaman. Enggak
laku mengimbau di sini," sambungnya.
Dia meminta masyarakat
tidak mudah terpancing isu yang beredar yang bertujuan memperkeruh
suasana yang saat ini berangsur kondusif.
"Jangan gampang
termakan isu, itulah yang mesti kita perangi kebodohan itu. Dikit-dikit
percaya. Yang mati yang tidak ada urusan dengan perkara itu," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar