Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan bekerja sama dengan Serikat Persatuan Pers (SPS) mengadakan Festival Ekonomi Kreatif tingkat SMA dan sederajat se-Indonesia (FEKSI) yang diselenggarakan untuk ketiga kalinya tahun ini.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi dalam malam Grand Final FEKSI 2012 yang diselenggarakan di Jakarta, Jumat malam, mengatakan bahwa kegiatan itu bertujuan untuk membangun kesadaran tentang ekonomi kreatif serta memotivasi semangat bangga terhadap produk dalam negeri di kalangan pelajar SMA se-Indonesia.

"Kegiatan ini juga diharapkan mampu mendorong pelajar SMA di Indonesia untuk memiliki berbagai pilihan dalam mengembangkan masa depan melalui pendidikan dan karir di bidang ekonomi kreatif, memacu semangat wirausaha, dan meningkatkan minat baca di kalangan anak muda di seluruh Indonesia," kata Bayu.

FEKSI 2012 yang mengangkat tema "Muda, Kreatif dan Mandiri" mempertandingkan Lomba Debat dan Menulis Artikel yang pesertanya memperebutkan Trofi Bergilir Menteri Perdagangan.

Pelaksanaan Lomba Debat berlangsung di sepuluh kota besar di Indonesia, sementara Lomba Menulis Artikel dilakukan secara dalam jaringan dengan peserta dari seluruh Indonesia yang dapat mendaftarkan karya mereka melalui surat elektronik kepada panitia penyelenggara.

Penyelenggaraan FEKSI tahun ini diikuti oleh 204 tim debat dengan jumlah peserta mencapai 612 pelajar dari 112 sekolah, ditambah 224 guru pendamping dan sekitar 5.600 orang pendukung dari 10 kota tersebut.

Sedangkan peserta lomba menulis artikel tercatat diikuti oleh 98 karya dari peserta mewakili 39 sekolah yang berasal DKI Jakarta, Banten, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan.

Bayu menjelaskan, kemampuan berdebat dan menulis artikel merupakan salah satu cara mengekspresikan diri secara elegan terhadap suatu pemikiran dan tanggapan terhadap fenomena yang berkembang, baik di dalam maupun negeri luar negeri.

Lebih jauh lagi, dia mengatakan bahwa sikap menghargai perbedaan pendapat akan menimbulkan sikap toleransi dan kemandirian yang sangat berguna saat mereka menjadi bagian dari masyarakat yang majemuk dan dinamis.

"Hal ini perlu terus menerus diasah dan ditingkatkan agar mampu menciptakan SDM yang dapat menghargai gagasan, ide, pemikiran orang lain secara proporsial," paparnya.
(P012/C004)