Vientiane (ANTARA
News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, usaha untuk
mengatasi krisis perekonomian tidak boleh sampai melupakan keamanan
energi dan makanan.
Hal ini dikatakan Presiden Yudhoyono dalam sidang pleno I Konperensi
Tingkat Tinggi Asian Europe Meeting (KTT ASEM) ke-9 di Vientiane, Laos,
Senin.
Presiden juga mengemukakan, akses terhadap modal oleh semua kalangan menjadi syarat tumbuhnya perekonomian yang lebih baik.
"Kita harus menciptakan kondisi di mana masyarakat, terutama
generasi muda, tetap optimis terhadap masyarakat mereka," kata Kepala
Negara.
Presiden menyatakan, untuk memperbaiki perekonomian, Indonesia
mempercayai menurunkan biaya dalam melakukan binis dan mendorong asumsi
realisasi putaran Doha oleh Organisasi Perdagangan Bebas Dunia (WTO).
Menurut Kepala Negara, Indonesia yang akan menjadi tuan rumah dalam
pertemuan tingkat menteri WTO pada Desember tahun depan, akan berusaha
merealisasikan komitmen tersebut.
Presiden juga mempercayai, saat ini Asia menjadi salah satu motor
perekonomian global yang dapat mendorong perbaikan perekonomian dunia.
Perdana Menteri China, Wen Jiabao, dalam pidato kuncinya di
pertemuan puncak Asia dan Eropa tersebut menyatakan, perdagangan
international yang terbuka dan adil merupakan kekuatan pendorong yang
penting untuk pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, KTT ASEM kali ini di selenggarakan selama dua hari,
5-6 November 2012, dengan tema "Teman untuk Perdamaian, Mitra untuk
Kesejahteraan".
Konperensi ini dihadiri oleh 48 negara yang
terdiri dari 27 negara Eropa dan Komisi Eropa, 16 negara Asia dan
Sekretariat ASEAN serta Australia, Selandia Baru dan Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar