Jakarta (ANTARA
News) - Serikat Buruh Islam Indonesia meminta pemerintah untuk menutup
perusahaan-perusahaan penyalur tenaga kerja Indonesia ke Malaysia
terkait adanya iklan "TKI On Sale" di Malaysia.
"Perusahaan penyalur TKI itu dibubarkan saja karena karena sampai
muncul iklan yang sangat merugikan," kata Ketua Umum SBII Askodar di
acara Silaturahim Dalam Rangka Menyambut 1 Muharram 1434 H di Jakarta,
Kamis.
Menurut dia, penanganan TKI ke luar negeri akan lebih baik bila ditangani pemerintah secara langsung.
"Lebih baik langsung ditangani pemerintah, apa gunanya ada Kemenakertrans," katanya.
Dia menyayangkan adanya anggapan TKI yang bekerja di luar negeri itu seperti barang dagangan yang bisa diperjualbelikan.
"TKI dianggap barang dagangan saja, seperti bisa diperjualbelikan, saya prihatin," katanya.
Menurut dia, pemerintah Indonesia harus tegas terhadap Malaysia dan
berupaya merevisi peraturan antara kedua negara terkait TKI sehingga
tidak terjadi lagi pelanggaran hak TKI.
"Peraturan harus diperbaiki, harus dibuat MoU lagi," kata Askodar.
Ia juga mengomentari iklan yang beredar di Kuala Lumpur beberapa
waktu lalu yang bertuliskan "Indonesian maids now on sale" yang dapat
diartikan sebagai obral pekerja domestik asal Indonesia.
Di brosur iklan tersebut terdapat tulisan potongan harga 40 persen
yang menawarkan jasa TKI seharga 7.500 Ringgit Malaysia dengan uang
deposit sebesar 3.500 Ringgit Malaysia.
Munculnya iklan tersebut menimbulkan protes banyak pihak di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar