BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Rabu, 14 November 2012

Suara Perempuan Semarang Untuk TKW Korban Pemerkosaan di Malaysia

Angling Adhitya Purbaya - detikNews

Semarang - Sekitar 20 perempuan berorasi di tepi jalan Pahlawan Semarang. Mereka juga bernyanyi sambil membawa poster bernada kecaman terhadap aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh tiga polisi Malaysia terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perempuan pada 9 November 2012 lalu.

Aksi diawali dengan pembacaan Al Qur'an surat An-Nisa oleh salah seorang demonstran yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang. Mereka kemudian menyanyikan lagu Indonesia Raya menghadap ke arah jalan sehingga menarik perhatian pengendara yang melintas.

Koordinator lapangan, Dwiana, mengatakan aksi mereka sebagai bentuk simpati terhadap TKI yang menjadi korban pemerkosaan di Malaysia. Padahal TKI merupakan penyumbang devisa negara terbesar di Indonesia mencapai Rp 40 triliun terhitung sampai bulan Mei 2012.

"Ini adalah bentuk simpati. Bagaimanapun mereka penyumbang devisa terbesar. Pemerintah harus lebih meningkatkan kepentingan TKI," kata Dwiana ditengah aksi di jalan Pahlawan, Semarang, Rabu (14/11/2012).

"Pemerintah jangan cuma mementingkan perolehan Devisa," imbuhnya.

Mereka juga menganggap supremasi hukum yang lemah menjadi salah satu penyebab buruknya nasib TKI di negara tujuan. Bahkan yang kerap terjadi, lanjut Dwiana, kasus serupa penanganannya tidak maksimal sampai akhirnya hilang sehingga tidak ada efek jera bagi negara yang memperlakukan TKI secara tidak manusiawi.

"Pelecehan terhadap TKI adalah pelanggaran HAM skala bilateral antar negara yang harus diperjuangkan penyelesaiannya jika tidak ingin harga diri negara diinjak-injak," tegas Dwiana.

Dalam aksinya, mereka menuntut jaminan hak hukum dan perlindungan terhadap TKI dan TKW, penyelesaian kasus pelecehan TKI harus diatur dalam konstitusi yang jelas, serta harus ada ancaman pemutusan bilateral terhadap negara tetangga yang melakukan pelecehan.

"Pemerintah juga harus menghentikan pengiriman TKI lewat jalur informal," tandasnya.

Aksi tersebut cukup menarik perhatian pengguna jalan karena sekitar 20 perempuan berjilbab tersebut duduk setengah lingkaran menyaksikan dua kawannya memetik gitar dan membawakan musikalisasi puisi berjudul 'Puisi Hak Asasi Manusia'.

"Oh Tuhan rindu aku akan hakku. Hak asasiku sebagai manusia di dunia. Kini ku hanya bisa berharap keadilan itu ada. Dan berlaku untukku, juga semua yang tertindas karena waktu," ujar Dwiana saat membacakan puisi karyanya.

Kabar soal TKI perempuan yang diperkosa ini dilansir oleh media Malaysia, Sinar Harian. Berdasarkan penuturan korban, dia diperkosa tiga polisi Malaysia di kantor polisi, di Bukit Mertajam, Penang, Malaysia.

Tidak ada komentar: