Angling Adhitya Purbaya - detikNews
Semarang - Sekitar 20 perempuan berorasi di tepi jalan
Pahlawan Semarang. Mereka juga bernyanyi sambil membawa poster bernada
kecaman terhadap aksi pelecehan seksual yang dilakukan oleh tiga polisi
Malaysia terhadap Tenaga Kerja Indonesia (TKI) perempuan pada 9 November
2012 lalu.
Aksi diawali dengan pembacaan Al Qur'an surat An-Nisa
oleh salah seorang demonstran yang tergabung dalam Kesatuan Aksi
Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Semarang. Mereka kemudian menyanyikan
lagu Indonesia Raya menghadap ke arah jalan sehingga menarik perhatian
pengendara yang melintas.
Koordinator lapangan, Dwiana,
mengatakan aksi mereka sebagai bentuk simpati terhadap TKI yang menjadi
korban pemerkosaan di Malaysia. Padahal TKI merupakan penyumbang devisa
negara terbesar di Indonesia mencapai Rp 40 triliun terhitung sampai
bulan Mei 2012.
"Ini adalah bentuk simpati. Bagaimanapun mereka
penyumbang devisa terbesar. Pemerintah harus lebih meningkatkan
kepentingan TKI," kata Dwiana ditengah aksi di jalan Pahlawan, Semarang,
Rabu (14/11/2012).
"Pemerintah jangan cuma mementingkan perolehan Devisa," imbuhnya.
Mereka
juga menganggap supremasi hukum yang lemah menjadi salah satu penyebab
buruknya nasib TKI di negara tujuan. Bahkan yang kerap terjadi, lanjut
Dwiana, kasus serupa penanganannya tidak maksimal sampai akhirnya hilang
sehingga tidak ada efek jera bagi negara yang memperlakukan TKI secara
tidak manusiawi.
"Pelecehan terhadap TKI adalah pelanggaran HAM
skala bilateral antar negara yang harus diperjuangkan penyelesaiannya
jika tidak ingin harga diri negara diinjak-injak," tegas Dwiana.
Dalam
aksinya, mereka menuntut jaminan hak hukum dan perlindungan terhadap
TKI dan TKW, penyelesaian kasus pelecehan TKI harus diatur dalam
konstitusi yang jelas, serta harus ada ancaman pemutusan bilateral
terhadap negara tetangga yang melakukan pelecehan.
"Pemerintah juga harus menghentikan pengiriman TKI lewat jalur informal," tandasnya.
Aksi
tersebut cukup menarik perhatian pengguna jalan karena sekitar 20
perempuan berjilbab tersebut duduk setengah lingkaran menyaksikan dua
kawannya memetik gitar dan membawakan musikalisasi puisi berjudul 'Puisi
Hak Asasi Manusia'.
"Oh Tuhan rindu aku akan hakku. Hak asasiku
sebagai manusia di dunia. Kini ku hanya bisa berharap keadilan itu ada.
Dan berlaku untukku, juga semua yang tertindas karena waktu," ujar
Dwiana saat membacakan puisi karyanya.
Kabar soal TKI perempuan
yang diperkosa ini dilansir oleh media Malaysia, Sinar Harian.
Berdasarkan penuturan korban, dia diperkosa tiga polisi Malaysia di
kantor polisi, di Bukit Mertajam, Penang, Malaysia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar