Ferdinan - detikNews
Jakarta - Wakil Ketum Partai Gerindra, Edhy Prabowo
menilai Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok hanya memanfaatkan panggung
politik terkait perdebatan RUU Pilkada. Ahok diminta mengambil keputusan
tegas soal posisinya bukan mengumbar pernyataan soal keinginannya
mundur dari Gerindra.
"Kalau masalah mau mundur, nggak usah
menantang. Nggak usah banyak omong. Jangan bermain di panggung politik,"
kata Edhy Prabowo saat dihubungi, Selasa (9/9/2014) malam.
Edhy
memaklumi perbedaan pendapat kader ataupun pengurus di internal
partainya. Namun pendapat berbeda seharusnya disampaikan dengan baik.
"Dia belum ngomong apa-apa ke DPP. Di Gerindra kami menghargai demokrasi
tapi tidak begitu caranya," sambung dia.
Ancaman mundur
dikemukakan Ahok terkait dengan pembahasan RUU Pilkada. Dia menolak
rencana DPR mengembalikan Pilkada ke DPRD. Ahok mempertimbangkan untuk
keluar dari Gerindra, parpol yang menjadi lokomotif pengembalian pilkada
ke DPRD.
"Saya tadi sempat kepikir ya, kalau memang sampai ini
dilakukan, mungkin saya mau keluar saja dari parpol. Ngapain main di
partai politik, iya kan? Keluar saja udah," ujar Ahok dengan nada tinggi
di Balai Kota, Selasa (9/9).
Ahok menilai pilkada lewat DPRD rawan kecurangan. Kepala daerah terpilih juga rawan diperas oleh DPRD.
"Ini
main politik, rakyat dicuekin, dan tetap mahal. Kepala daerah juga bisa
diperas. Kita tiap tahun bisa diperas oleh DPRD loh. Kalau kamu nggak
mau, saya tolak laporan Anda. Anda dipecat. Jadi nanti kerjanya kepala
daerah itu men-service DPRD saja, nggak ngurusin rakyat," papar Ahok.
Ahok
menegaskan dirinya tidak bermasalah jika dianggap tak loyal pada
partai. "Dari awal saya bilang saya gak pernah loyal sama partai yang
tidak sesuai dengan konstitusi. Kalau Gerindra punya pandangan
konstitusi tentang pilkada lewat DPRD, kenapa waktu menarik saya dari
Golkar mengatakan kita perjuangkan pilihan rakyat?," ucap Ahok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar