Mega Putra Ratya - detikNews
Jakarta - Mantan Pangdam IV Diponegoro Mayjen TNI
Hardiono Saroso mulai aktif menjadi staf ahli KSAD. Ia berlapang dada
dimutasi dari jabatannya pasca insiden LP Cebongan.
"Santai dong.
Saya suka main musik, saya suka airmodelling pesawat terbang," kata
Hardiono saat ditanya wartawan bahwa sekarang dirinya tidak memiliki
jabatan lagi.
Hal ini disampaikan Hardiono di Mabes TNI AD,
Jakarta, Selasa (9/4/2013), di sela-sela menghadiri acara tanam pohon
oleh Presiden SBY.
Pria berkumis ini berpendapat mutasi merupakan
hal biasa. Kini dia bertugas membantu KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie
terhitung sejak Senin 8 April kemarin. Jabatan Pangdam IV Diponegoro
baru saat ini ada di tangan Mayjen TNI Sunindyo.
Ia mengaku belum
tahu jabatan baru yang bakal disandangnya. "Belum tahu, terserah Pak
KSAD mau kasih jabatan apa," ujar dia yang mengaku kondisinya baik-baik
saja.
Menurut dia, aktivitasnya beragam mulai dari menyanyi, olahraga dan lari.
Hardiono
sebelumnya menjabat Pangdam Diponegoro selama 9 bulan. "Saya jabatan
itu sebentar-sebentar loh, tujuh bulan, delapan bulan, sekarang
(Pangdam) agak lamaan nih sembilan bulan," cerita Hardiono.
Hardiono membantah
anggotanya terlibat dalam aksi penyerangan di LP Cebongan, Sleman,
Yogyakarta, beberapa jam setelah penyerangan pada Sabtu (23/3).
Hal
inilah yang menjadi dasar munculnya isu Hardiono mengabarkan informasi
yang tidak benar. Apalagi hasil penyelidikan Tim 9 TNI AD menyebutkan
penyerangan dilakukan oleh 11 anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan
di Kartasura.
Tak lama kemudian, Hardiono dimutasi ke Jakarta. TNI AD menyangkal mutasi itu terkait dengan kasus penyerangan LP Cebongan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar