Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Jakarta -
Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Wiranto mengungkap mantan
Pangkostrad Letjen (Purn) Prabowo Subianto terlibat penculikan hingga
diberhentikan oleh Dewan Kehormatan Perwira. Tim Prabowo-Hatta pun
membela jagoannya dan menyerang balik.
"Prabowo tak pernah
memerintahkan penculikan karena ini atas inisiatif Tim Mawar di bawah
kendali seorang mayor. Terbukti di Mahkamah Militer Tinggi," bela
Sekretaris Tim Sukses Prabowo-Hatta, Fadli Zon, lewat Twitter, Jumat
(20/6/2014).
Fadli mengungkap, ada beberapa operasi penangkapan
dan penahanan sebagai bentuk preemtive action menjelang Sidang Umum MPR
Maret 1998. "Tim Mawar menahan 9 orang, dan semua hidup. 13 Hilang
hingga kini tak jelas siapa yang melakukan. Yang jelas bukan Tim Mawar
apalagi Prabowo," belanya lagi.
Tim Mawar, masih menurut Fadli,
telah diajukan ke Mahkamah Militer Tinggi dan ada 11 orang dihukum,
diberhentikan dan dipenjara. Tertinggi pangkatnya mayor. "Ini telah
selesai tahun 1999," kata Fadli.
Berikut pembelaan dan serangan balik Fadli ke Wiranto selengkapnya:
1.
Prabowo tak terlibat 'penculikan' dalam dokumen apa pun. Bukti ada pada
Surat Mensesneg 13 September 1999 kepada Komnas HAM dll.
2. Dalam temuan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) juga tak terbukti. Lalu kini ada Surat DKP (Dewan Kehormatan Perwira).
3. Surat DKP itu tak jelas benar tidaknya, itu hanya proses internal ABRI. Hasil akhir adalah Keppres 62/ABRI/1998.
4.
Keppres itu berbunyi memberhentikan dengan hormat Prabowo dan diakui
jasa-jasanya, serta menerima pensiun. Uang pensiun hingga kini.
5.
Keppres didasarkan Surat Wiranto kepada Presiden yang ajukan
pemberhentian Prabowo. Isinya meminta diberhentikan dengan hormat.
6. Ketika terjadi kerusuhan Mei 1998, Wiranto Panglima ABRI. Dialah orang paling bertanggung jawab atas kerusuhan itu.
7. Penembakan mahasiswa Trisakti 12 Mei 1998, jelas dilakukan oknum polisi. Polisi waktu itu bagian ABRI. Di bawah Wiranto.
8.
Huru-hara Mei terjadi sehari setelah penembakan mahasiswa Trisakti
yaitu 13 Mei, puncaknya 14 Mei 1998. Tak ada upaya pencegahan dari
Wiranto.
9. Wiranto malah terkesan biarkan kerusuhan Mei terjadi dan
meluas. Ia mencegah permintaan Kodam Jaya dan Kostrad untuk penambahan
aparat di Jakarta.
10. Lalu 14 Mei 1998 pagi malah bawa para jenderal penting untuk upacara nggak penting di Malang, Jawa Timur.
11.
Bayangkan, di tengah kerusuhan, Panglima ABRI bawa Pangkostrad, Danjen
Kopassus, Dan Marinir dll untuk upacara rutin PPRC di Malang.
12.
Upacara pemindahan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) dari Divisi 1 ke
Divisi 2 Kostrad di Malang dilakukan di tengah kerusuhan Mei 1998.
13.
Sehari sebelumnya Prabowo berusaha cegah ke Malang, lebih baik
antisipasi huru hara di Jakarta dan kota-kota lain yang sudah mulai
terjadi.
14. Eh Wiranto tetap menyuruh para jenderal ikut upacara di Malang. Ini indikasi pembiaran Wiranto terhadap kerusuhan.
15.
Wiranto baru buat commanders call tanggal 14 Mei 1998 malam Hari,
setelah kerusuhan reda. Masak baru rapat setelah kerusuhan terjadi?
16.
Setelah huru hara, intrik politik bermain. Mereka cari kambing hitam,
siapa yang tanggung jawab. Kasak kusuk, fitnah dan rumor simpang siur.
17.
Prabowo dianggap saingan oleh Wiranto walaupun pangkatnya beda satu
bintang. Wiranto buat manuver-manuver politik jelang Pak Harto lengser.
18.
Setelah lengser, Habibie jadi Presiden tanggal 21 Mei 1998. Prabowo
ucapkan selamat pada Habibie malamnya pukul 23.00 WIB. Ia ditemani
Muchdi PR.
19. Prabowo berangkat ke rumah Habibie dari Cendana. Saya, Din Syamsuddin, Hartono Mardjono, Yusril ada di rumah Prabowo.
20.
Pertemuan dengan Presiden Habibie hangat dan bagus. Eh sekitar 30 menit
kemudian Wiranto datang ke rumah Habibie setelah Prabowo pulang.
21.
Wiranto bilang ke Presiden Habibie bahwa rumahnya dikepung pasukan tak
dikenal. Habibie ketakutan dan pindah ke Wisma Negara.
22. Padahal
pasukan itu adlh Kopassus yang jaga Presiden baru. Karena Pak Harto
sudah tak jadi Presiden maka sebagian penjaga diarahkan ke Presiden
baru.
23. Inilah fitnah Wiranto terhadap Prabowo dan Kopassus. Luar biasa liciknya. Habibie termakan fitnah ini.
24. Esoknya, 22 Mei 1998, Prabowo digeser menjadi Dansesko ABRI di Bandung. Lalu setelah itu ada DKP atas inisiatif Wiranto.
25. Wiranto belum puas sampai Prabowo diberhentikan. DKP adalah alat politik Wiranto dalam menyingkirkan Prabowo.
26. DKP tak punya hak penyidikan/penyelidikan. Ini hanya proses internal. Dan jelas manuver politik Wiranto semata.
27. Seperti kata Jenderal Moeldoko tak ada dokumen DKP di TNI. Yang tahu hanya Wiranto.
28.
Kini setelah 16 tahun, DKP mau dipakai lagi seolah-olah sebagai
kebenaran. Padahal alat politik yang tak ada dasar hukumnya. Keppres
jauh lebih kuat.
29. Demikianlah sedikit latar belakang Wiranto dalam
soal hubungannya dengan Prabowo. Jadi saya tak heran atas manuvernya
kali ini.
42. Bagi saya Wiranto hanyalah jenderal pecundang dan pengecut sejak dulu. Saya kira ini perjalanan karir politiknya terakhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar