BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 27 Oktober 2014

Empat Menteri Jokowi Disorot Media Jepang

Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Setelah pengumuman kabinet Jokowi, Minggu (26/10/2014), media Jepang menyoroti empat menteri Indonesia yang masuk dalam Kabinet Kerja.
Mereka adalah Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi (51), Menteri Perdagangan Rachmat Gobel (52), Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (48) dan Menko Ekonomi Sofyan Djalil (61). Mereka khususnya mendapat sorotan dari kantor berita Jiji Jepang, Senin (27/10/2014).
Menteri luar negeri karena memang Jepang ingin melihat dari segi internasional yang pasti mengacu kepada Menteri Luar Negeri. Selain itu, Menlu Retno Lestari yang mantan Duta Besar Indonesia di Belanda mendapat perhatian Jepang karena hubungan Jepang dengan Eropa sangat baik saat ini.
Rachmat Gobel sudah terkenal terutama di kalangan pebisnis Jepang sehingga bukan nama yang baru bagi Jepang yang berharap perdagangan Indonesia-Jepang dapat semakin baik dibawah Menteri Perdagangan yang baru ini.
Sedangkan Menko Ekonomi, pernah menjadi Ketua Formulasi Sistem Rencana Pembangunan, JICA dan Bappenas. Hubungannya dengan badan kerjasama internasional Jepang (JICA) sangat baik selama ini.
Pernah pula menjadi Ketua Penelitian Gabungan Jepang-Indonesia untuk Desentralisasi Indonesia bersama JICA. Juga menjadi Anggota Kebijakan Desentralisasi Fiskal dan Tinjauan Belanja Umum Wilayah di Indonesia bersama JBIC (Bank Kerjasama Internasional Jepang) serta pernah menjadi Anggota Pembangunan Kemampuan Desentralisasi bersama JICA.
Sementara Sofyan Djalil memegang peranan penting sebagai Menteri Koordinator Ekonomi dimana Jepang adalah negara ekonomi yang sangat kuat memiliki perhatian kepada bidang ekonomi. Jabatan Menteri di masa lalu (BUMN dan Informasi) serta beberapa kali kunjungannya ke Jepang, juga bukan orang baru bagi pemerintahan Jepang dalam melihat pejabat Indonesia yang satu ini.
Empat orang inilah yang berada di dalam kabinet Jokowi, menjadi pusat perhatian saat ini oleh Pemerintah Jepang.

Tidak ada komentar: