BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 13 Oktober 2014

Pergantian Presiden jadi Catatan Sejarah Bangsa

Oleh: Ajat M Fajar

INILAHCOM, Jakarta- Anggota DPR RI Fraksi Partai Demokrat, Sartono Hutomo menyambut baik rencana Presiden SBY yang akan mengawal transisi Kepala Negara yang baru pada 20 Oktober mendatang.

Menurut Sartono apa yang dilakukan SBY dalam mempersiapkan dan penyambutan kepala negara yang baru sebuah sejarah yang positif bagi generasi penerus dan bangsa.

"Tentunya sebagai masyarakat dan juga kader Partai Demokrat menilai positif mengenai rencana Pak SBY saat mengakhiri masa jabatanannya dilakukan persiapan yang matang, seperti menyambut di Istana. Karena sepengatahuan saya dikala pergantian Kepala Negara tidak seperti yang dilakukan Pak SBY dipersiapkan dengan baik dan matang," kata Sartono dalam keterangan persnya, Minggu (12/10/2014).

Menurutnya, transisi pemerintahan SBY kepada Jakowi menjadi catatan sejarah untuk bangsa. Karena apa yang dilakukan SBY bagian contoh demokrasi dan cara perpolitik yang baik, santun, dan cerdas.

"Kita lihat saja, begitu antusias Pak SBY mempersiapkan segala sesuatunya untuk menyambut Kepala Negara yang baru. Bahkan ada penyambutan di Istana Negara setelah pelantikan di 20 Oktober di gedung parlemen. Bahkan hingga mengeluarkan intruksi agar semua element mempersiapkan segala sesuatunya dalam menyambut Presiden yang baru," kata Sartono.

Dia juga memastikan bahwa seluruh rekan-rekannya di DPR khususnya Fraksi Partai Demokrat dipastikan hadir saat pelantikan Presiden yang baru nanti.

"Sesuai intruksi Ketua Fraksi diwajibkan hadir, karena memang sudah tugas kami di DPR menghadiri pelantikan. Apalagi Ketua Umum kami Pak SBY meminta seluruh kadernya menjaga stabilitas politik saat pergantian Presiden mendatang," ujarnya.

Untuk itu, Sartono meminta semua element untuk membantu mensukseskan masa transisi kepala negara dari SBY ke Jokowi.

"Jadikan moment pergantian Presiden mendatang jadi moment sejarah bangsa," katanya.

Seperti kita ketahui sebelumnya Presiden SBY mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama mengawal dan mensukseskan pergantian Presiden tanggal 20 Oktober, SBY bisa mengakhiri tugas dan dengan harapan proses ini berjalan dengan baik.

"Mari kita sambut pemimpin baru yang membangun negara untuk memajukan kesejahteraan rakyat,” ujarnya.

Menurut SBY Pergantian pemerintahan merupakan sebuah keniscayaan yang harus diterima dan pastikan setiap pemimpin dan pemerintahan di masa depan dibantu dan disukseskan. Kata SBY lagi, setelah bersama-sama menghadiri Sidang MPR (Pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2014-2019) pada 20 Oktober 2014, dia akan bersiap-siap di Istana Negara untuk menyambut presiden baru dengan upacara militer.

"Kami berdua, yang lama dan yang baru, akan menerima penghormatan dengan upacara militer. Setelah itu, masuk ke dalam Istana, pamitan dengan perangkat Lembaga Kepresidenan, karena saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka, dan meminta apa yang mereka berikan kepada saya berikan pula kepada presiden baru," terang SBY.

Kalau tradisi ini berjalan, Presiden SBY meyakini akan lahir tradisi baru yang baik dalam transisi kepemimpinan. Tradisi politik itu akan meneduhkan, menentramkan, dan mulia.

"Rakyat akan bersuka-cita melihat pergantian kepemimpinan yang baik seperti itu," kata Presiden SBY. [ind]

Tidak ada komentar: