BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 30 Oktober 2014

Susi Bikin Pegawainya Terus Tertawa

 Jpnn
JAKARTA--Suasana berbeda terasa di Kementerian Perikanan dan Kelautan saat acara serah terima jabatan Susi Pudjiastuti dengan menteri sebelumnya, Sharief Cicip Sutarjo, Rabu (29/10).
Ratusan pegawai kementerian tersebut, tampak tak sabar menyambut kedatangan menteri baru itu.
Saat sosok Susi yang terkenal eksentrik masuk, semua pegawai langsung menyambutnya dengan sorak-sorai. Susi yang tampil beda dengan kebaya dan sanggul ala Raden Ajeng Kartini langsung menyapa para pegawainya sebelum naik ke podium yang telah disiapkan.
Susi termasuk orang yang blak-blakan dan humoris. Ketika memberikan sambutan, ia tak henti-hentinya memunculkan banyolan yang membuat semua yang hadir tertawa.
Dalam hal ini, Susi menyadari betul bahwa ia banyak mendapat sorotan, oleh karena itu ia meminta para pegawai untuk mengingatkannya.
"Saya sedang belajar jadi kalau ada hal-hal yang tidak pantas, tidak layak, ada yang bilang "Bu Menteri jangan gitu". Saya merasa tidak ada yang negur, karena nyebutnya 'Bu Menteri'. Siapa Bu Menteri. Kalau panggil saya, Bu Susi, tahu saya, jadi kalau ingetin jangan sebut Bu Menteri, saya tenang saja karena nama saya bukan Bu Menteri," canda Susi pada para pegawainya.
Cicip yang berada di samping Susi pun tak kuasa menahan tawa setiap kali ia bercanda dalam sambutan.
Meski sudah banyak pengalaman di bidang bisnis perikanan sekitar 33 tahun dan penerbangan 10 tahun, Susi tak menyombongkan dirinya. Wanita yang tak menyelesaikan pendidikannya di bangku SMA itu justru merendah dan bangga bisa bekerja dengan para eselon I yang menurutnya sangat berbakat.
"Tadinya saya sedikit ragu, karena saya tahu hampir semua eselon I ini akademisi yang handal semua. Doktor, profesor. Dengan ijazah saya, mau apa saya ini ngobrol dengan bapak-bapak. Tapi saya surprise sendiri, kita bisa bicara time along sampai sore. Mudah-mudahan oke kita bekerja dengan baik," kata Susi.
Susi yang sangat fasih berbahasa Inggris ini tak sungkan mengajak para pegawainya untuk bahu membahu-bahu menyelesaikan program pemerintah yang lebih cepat dan efisien.
"Jadi Bapak dan Ibu semua, siap bekerja bantu saya," seru Susi pada para pegawainya. Semua serentak menjawab siap.
"Siap bekerja siang malam?" tanyanya lagi sambil tertawa. Sebagian pegawai menjawab siap, sedangkan sisanya tertawa.
"Lho kok ketawa, siap bekerja siang malam dengan saya enggak nih?" tanya Susi lagi sambil tertawa. Semua pun menjawab siap sambil tertawa.
Menurut salah satu pegawai Kementerian Kelautan dan Perikanan yang tak ingin disebutkan namanya, sejak Susi menjadi menteri ada aturan kerja baru yang diterapkan.
Jam kerja pegawai pukul 08.00-16.00 WIB diganti menjadi pukul 07.00-15.00 WIB. Alasannya, agar para pegawainya bisa terhindar dari kemacetan.
"Menurut Bu Susi kalau pulang cepat waktu untuk berkumpul dengan keluarga pun jadi lebih cepat," tutur pegawai tersebut. Para pegawai menerima aturan baru itu dengan senang hati.
Pegawai itu menyebut, Susi adalah sosok yang fleksibel dan cekatan. Cara bicaranya pun lebih luwes dibanding menteri-menteri sebelumnya yang sangat formal dalam berbicara.
Seperti diketahui, Susi Pujiastuti adalah wanita pebbisnis yang merangkak dari bawah. Dilahirkan dari kalangan pedagang, Susi memulai karirnya  sebagai pedagang ikan segar. Ia sukses di industri perikanan modern dan penerbangan carter beraset ratusan miliar rupiah.
Masing-masing adalah PT ASI Pujiastuti Marine Product yang bergerak di bisnis perikanan, dan Susi Air yang merupakan maskapai sewa dengan hampir 50 pesawat propeler jenis Cessna Grand Caravan dan Avanti. Dari dua perusahaan itu, Susi bisa menghidupi ribuan karyawan.
 Seusai memutuskan keluar dari bangku SMA di daaerah perbatasan Cilacap dengan Jawa Barat, Jawa Tengah, pada 1983, Susi mulai menjalani pekerjaannya sebagai pengepul ikan dengan modal pas-pasan.
Usahanya terus berkembang. Tidak puas hanya berbisnis ikan laut di satu daerah, Susi mulai melirik daerah Pangandaran di pantai selatan Jawa Barat. Di sana usaha perikanannya maju pesat. Jika semula dia hanya memperdagangkan ikan dan udang, maka Susi mulai memasarkan komoditas yang lebih berorientasi ekspor, yaitu lobster.
Dia membawa dagangannya sendiri ke Jakarta untuk ditawarkan ke berbagai restoran seafood dan diekspor. Karena besarnya permintaan luar negeri, untuk menyediakan stok lobster, Susi pun harus berkeliling Indonesia mencari sumber suplai lobster. Ia lalu membeli pesawat jenis Cessna agar memudahkan pemasarannya. Alat transportasi itu sangat membantunya mengangkut lobster dari daerah ke daerah lainnya. (flo/jpnn)

Tidak ada komentar: