BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Jumat, 10 Oktober 2014

Motif Pembunuhan Mayang Prasetyo Mulai Terungkap

Oleh: Teguh Setiawan

INILAHCOM. Brisbane -- Motif pembunuhan Mayang Prasetyo mulai terungkap. Marcus Volke, pasangan dan pembunuh transgender asal Indonesia itu, kerap memaksa Mayang keluar dari rumah pelacuran legal dan menjadi pelacur swakerja.

Ivan Gneil, pemilik rumah pelacuran Pleasure Dome di Melbourne, mengatakan Volke mengarahkan Mayang ke jalan sesat. "Ia kerap memaksa Mayang keluar dari rumah pelacuran legal, dan masuk ke bisnis seks ilegal dengan menjadi pelacur swakerja," ujar Gneil kepada news.com.au

Mayang, masih menurut Gneil, kerap menolak. Akibatnya, hubungan keduanya tak harmonis, dan kerap diwarnai kekerasan.

"Sekitar 18 bulan lalu, Mayang menghubungi saya dan mengatakan ingin kembali ke Pleasure Dome tapi tidak sekarang," cerita Gneil.

"Saya tahu ia tidak bahagia, dan saya akan senang Mayang kembali," demikian Gneil.

Mengutip sejumlah rekan dekat Mayang, Gneil mengatakan Volke ingin mendikte Mayang, dengan menyuruh mengikuti jejaknya sebagai pelacur swakerja. Mayang punya alasan kuat untuk menolak. Menjadi pelacur swakerja sangat berisiko, karena tanpa perlindungan dari penipuan, kekerasan, bahkan pembunuhan.

Menurut Gneil, cerita keduanya bertemu di kapal pesiar adalah omong kosong. Sebelum pindah ke Brisbane, Mayang telah bekerja di Pleasure Dome selama lima tahun.

"Selama lima tahun ia beberapa kali pulang ke Indonesia untuk waktu cukup lama, dan kembali lagi," cerita Gneil.

Volke, demikian Gneil, menjajakan diri di Pleasure Dome selama dua setengah tahun. Mayang mengisi 'akuarium' transgender dan Volke menghuni ruang gigolo.

"Mayang benar-benar cantik," kenang Gneil. "Saya tidak tahu Mayang dan Volke berhubungan, sampai keduanya pindah ke Brisbane tahun 2012."

Tidak ada komentar: