JAKARTA - Komisi
Aparatur Sipil Negara (KASN) menilai masih ada beberapa daerah yang
enggan menerapkan sistem merit dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
(JPT) secara terbuka. Alasannya kata Wakil Ketua KASN Irham Dilmy,
karena ketiadaan anggaran dan kesulitan pelaksanaannya.
"Bulan Desember 2015 akan dilakukan
Pilkada serentak tahap I, hal ini sangat rawan pengaruh politiknya
terhadap netralitas ASN," kata Irham, Senin (10/8).
Dikatakan, sistem merit sudah lazim
dilaksanakan untuk menempatkan orang yang tepat pada jabatan yang tepat,
tidak saja di pemerintahan tetapi juga di perusahaan swasta. Sistem
merit adalah kebijakan SDM berdasarkan kualifikasi, kompetensi dan
kinerja secara adil. Tidak boleh bersifat SARA.
"Ke depan ASN harus berkompetisi untuk mengisi JPT, untuk itu ASN harus berubah dari zona nyaman ke zona kompetitif," ucapnya.
Diakui Irham, KASN tidak mempunyai
kantor di daerah, namun kewenangannya sampai ke daerah, khususnya
pengawasan kode etik, kode perilaku dan penerapan sistem merit. Setiap
tahapan pengisian JPT harus dilaporkan kepada KASN. “Sanksi
KASN bersifat mengikat setelah dilakukan penyelidikan atas pelanggaran
yang dilakukan," imbuhnya.
Komisioner KASN Tasdik Kinanto menambahkan reformasi birokrasi adalah perubahan mindset dan culture set serta sistem tata kelola pemerintahan.
Dikatakan, banyak peraturan di Indonesia yang overlaping,
multi tafsir, untuk itu harus dibenahi. Banyak struktur organisasi yang
dibuat untuk mengakomodasi orang, bukan kebutuhan tupoksi. Hasilnya
organisasi makin gemuk, baik pusat maupun daerah, sementara pelayanan
publik tidak efisien.
"Untuk membenahi semua itu, maka
pelayanan publik harus dilakukan simplifikasi peraturan/persyaratan dan
ada kepastian biaya yang harus dibayar. Dengan demikian, diharapkan
investor akan datang sendiri," tuturnya.
Saat ini Tasdik mengatakan, antar daerah masih menonjolkan ego kedaerahan. Saat ini birokrasi masih rule based, yang masih membelenggu mindset ASN. UU ASN mempunyai grand design mempunyai target tahun 2025, Indonesia mengarah pada dynamics bureaucracy, tidak kaku, sesuai kondisi yang dihadapi. (esy/jpnn)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar