VIVAnews
-- Togu Simorangkir, aktivis lingkungan hidup asal Pulau Samosir,
Sumatera utara berhasil berenang mengarungi danau Toba selama 5 jam
lamanya bersama 4 relawan lainnya. Mereka melakukan aksinya dalam
kegiatan bertajuk, "Berenang untuk Berbagi".
Usai berhasil mencapai garis finis tepatnya di Tuk-Tuk Pulau Samosir, Togu mengaku sangat kelelahan mengarungi dinginnya air Sanau Toba yang membentang kurang lebih 10 Km dari garis startnya yang dimulai dari Pantai bebas, Parapat.
Usai berhasil mencapai garis finis tepatnya di Tuk-Tuk Pulau Samosir, Togu mengaku sangat kelelahan mengarungi dinginnya air Sanau Toba yang membentang kurang lebih 10 Km dari garis startnya yang dimulai dari Pantai bebas, Parapat.
Bahkan Togu dan rekannya
sering mengalami cedera seperti kram pada kaki akibat dinginnya air
danau, terpaksa petugas medis yang mendampinginya tetap memberikan
perawatan kepada peserta untuk dapat melanjutkan renang sampai ke
Tuk-Tuk.
Ke-empat relawan lain adalah, Annete Horchman ( Jerman ), Thomas (Jerman), Fitri Gultom, Ronald Manurung juga sempat mengalami kesulitan akibat dinginnya air danau. "Aku ada lima kali kram saat berada di tengah danau toba, adanya ombak dan dinginnya air menjadi tantang berat bagi kami," ujar Togu, Sabtu 21 Juli 2012.
Togu juga menceritakan beberapa rekannya seperti Annete juga sempat diselamatkan oleh regu penyelamat karena keletihan di tengah danau Toba, meskipun demikian, perempuan berkebangsaan Jerman yang sudah lama tinggal di Pulau Samosir tersebut menjadi orang pertama yang berhasil mencapai garis finis.
"Annete berhasil lebih dulu sampai ke finis dengan waktu 4,5 jam, sebelumnya dia sempat diselamatkan regu penyelamat karena keletihan pas di tengah jarak Parapat - Tuktuk, dan Thomas sampai finis 5,5 jam," kata dia.
Berenang yang dilakukan oleh aktivis lingkungan hidup ini adalah salah satu penggalangan dana untuk membangun perpustakan dan rumah belajar bagi anak-anak di Pulau Samosir. Usai berenang, Togu dan kawan-kawan dari Yayasan "Alusi Tao Toba" pun berangkat menuju Kampung Lontung Nagodang di Desa Simanindo, di Pulau Samosir. Tempat itu merupakan perpusatakaan dan rumah belajar yang pertama kali didirikannya di Samosir.
Yayasan "Alusi Tao Toba" berhasil menggalang dana sebesar Rp16 juta rupiah dari kegiatan berenang untuk berbagi siang tadi, uang tersebut akan digunakan untuk membangun perpustakaan dan rumah belajar di daerah terpencil Samosir lainnya agar anak-anak di daerah Samosir tidak tertinggal pendidikannya.
Ke-empat relawan lain adalah, Annete Horchman ( Jerman ), Thomas (Jerman), Fitri Gultom, Ronald Manurung juga sempat mengalami kesulitan akibat dinginnya air danau. "Aku ada lima kali kram saat berada di tengah danau toba, adanya ombak dan dinginnya air menjadi tantang berat bagi kami," ujar Togu, Sabtu 21 Juli 2012.
Togu juga menceritakan beberapa rekannya seperti Annete juga sempat diselamatkan oleh regu penyelamat karena keletihan di tengah danau Toba, meskipun demikian, perempuan berkebangsaan Jerman yang sudah lama tinggal di Pulau Samosir tersebut menjadi orang pertama yang berhasil mencapai garis finis.
"Annete berhasil lebih dulu sampai ke finis dengan waktu 4,5 jam, sebelumnya dia sempat diselamatkan regu penyelamat karena keletihan pas di tengah jarak Parapat - Tuktuk, dan Thomas sampai finis 5,5 jam," kata dia.
Berenang yang dilakukan oleh aktivis lingkungan hidup ini adalah salah satu penggalangan dana untuk membangun perpustakan dan rumah belajar bagi anak-anak di Pulau Samosir. Usai berenang, Togu dan kawan-kawan dari Yayasan "Alusi Tao Toba" pun berangkat menuju Kampung Lontung Nagodang di Desa Simanindo, di Pulau Samosir. Tempat itu merupakan perpusatakaan dan rumah belajar yang pertama kali didirikannya di Samosir.
Yayasan "Alusi Tao Toba" berhasil menggalang dana sebesar Rp16 juta rupiah dari kegiatan berenang untuk berbagi siang tadi, uang tersebut akan digunakan untuk membangun perpustakaan dan rumah belajar di daerah terpencil Samosir lainnya agar anak-anak di daerah Samosir tidak tertinggal pendidikannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar