RMOL. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bergerak cepat
mengusut kasus dugaan korupsi proyek PLTU Tarahan, Lampung Selatan
tahun 2004.
Hari ini tim dari KPK melakukan penggeledahan di sejumlah
tempat terkait kasus yang disebut-sebut sudah menetapkam Ketua Komisi
XI, Izedrik Emir Moeis. Salah satunya, lantai 3 gedung DPR RI.
"(Penggeledahan) di lantai III (gedung) DPR," kata orang dalam KPK
yang tak mau disebutkan namanya beberapa saat tadi, (Kamis, 26/7).
Kata dia, penggeledahan itu sampai saat ini masih berlangsung.
Sayangnya, dia tidak menjelaskan lebih lanjut soal ruang mana saja
yang digeledah.
Selain lantai 3 gedung DPR RI, dia bilang, tim dari KPK hari ini
juga melakukan penggeledahan di rumah Ketua Komisi XI DPR RI, Izedrik
Emir Moeis. Rumah politikus PDIP itu sendiri terletak di kawasan
Gandaria, Jakarta Selatan.
"Penggeledahan juga dilakukan di sebuah kantor perusahaan swasta," ungkapnya.
Dalam kasus korupsi PLTU Tarahan, Emir Moeis disebut-sebut sudah
berstatus tersangka. Namun, KPK belum memberi keterangan resmi
mengenai status mantan anggota Panitia Anggaran DPR itu.
Untuk mengembangkan penyidikan kasus korupsi PLTU Tarahan, Emir
telah dicegah berpergian ke luar negeri. Dua bos perusahaan swasta
juga ikut dilarang meninggalkan Indonesia.
Mereka yakni Zuliansyah Putra Zulkarnain (Direktur Utama PT Artha
Nusantara Utama) dan Reza Roestam Moenaf (General Manager PT
Indonesian Site Marine).
Dari informasi berbagai sumber, diketahui Emir selaku anggota
Panitia Anggaran DPR RI periode 2004-2009 diduga menerima pemberian
uang miliaran rupiah terkait pembahasan anggaran proyek PLTU Tarahan.
Kasus dugaan pemberian hadiah ini diusut KPK setelah mengembangkan
kasus dugaan korupsi proyek CIS-RISI di PLN Distribusi Jakarta Raya
(Disjaya) Tangerang yang menjerat eks Dirut PLN, Eddie Widiono. Emir
sendiri pernah diperiksa KPK sebagai saksi untuk penyidikan kasus
korupsi PLN tersebut pada bulan Juli 2011.
Proyek pembangunan PLTU Tarahan mulai dilakukan sejak September
2004. Proyek yang dimaksudkan untuk mengatasi krisis listrik di Pulau
Sumatera bagian Selatan ini dibiayai oleh dana APBN. Proyek ini
ditaksir menghabiskan dana lebih dari 200 juta dollar Amerika. [zul]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar