Jpnn
JAKARTA - Moratorium CPNS
sejatinya baru berakhir pada Desember tahun ini. Namun, pemerintah
membikin pengecualian dengan melakukan perekrutan Calon Pegawai Negeri
Sipil (CPNS) di bidang pelayanan dasar dan jabatan yang dikecualikan.
Dari 61.560 kursi yang disediakan, hanya terserap 14.560 saja.
Sejumlah lembaga negara dan kementrian pun sudah mulai menggelar
penerimaan CPNS. Waktu pendaftaran masing-masing lembaga maupun
kementrian memang berbeda.Namun, ujian kompetensi dasar akan dilakukan
serentak pada 8 September mendatang.
"Semoga kalau tidak ada halangan, ujiannya bisa tetap tanggal 8
September," ujar Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) bidang Aparatur
KemenPAN dan RB) Ramli Naibaho dalam jumpa pers di gedung KemenPAN dan
RB, kemarin (20/7).
Ramli menuturkan, ujian yang berlangsung pada 8 September mendatang
merupakan ujian kompetensi dasar. Sementara ujian kompetensi bidang
bergantung pada masing-masing lembaga dan kementrian. "Bahkan ada yang
duluan uji kompetensi bidangnya seperti Kemenkum dan HAM," kata dia.
Untuk itu, KemenPAN dan RB meminta kepada 47 instansi pusat dan daerah
yang menyelenggarakan penerimaan CPNS, untuk melakukan persiapan sebelum
waktu ujian kompetensi dasar. Sebab, KemenPAN dan RB hanya menyerahkan
master soal ke pejabat pembina kepegawaian (PPK) untuk digandakan.
"Karena itu kita benar-benar berharap ujian kompetensi dasar bisa
dilakukan sesuai jadwal," tegasnya.
Menjelang pelaksanaan ujian CPNS, bisa dipastikan akan bermunculan
berbagai modus penipuan dan percaloan. Karena itu, KemenPAN dan RB tetap
meminta para pendaftar untuk mewaspadai modus-modus penipuan, khususnya
yang mengatasnamakan pemerintah.
"Sudah biasa kalau pada musim pengadaan CPNS begini, muncul calo-calo
baik dari individu maupun kelompok. Banyak anggota masyarakat yang
terkelabui dengan oknum yang mengakui dari KemenPAN dan RB," jelas
Sekretaris KemenPAN dan RB Tasdik Kinanto, di gedung KemenPAN dan RB,
kemarin.
Dalam mengantisipasi adanya praktik calo, Tasdik memaparkan, pihaknya
sudah mengirimkan surat edaran kepada para pejabat Pembina Kepegawaian
Pusat dan Daerah. Surat edaran tersebut berisi himbauan agar para
pendaftar CPNS tidak mudah tertipu dengan aksi-aksi para oknum tidak
bertanggung jawab tersebut.
"Kalau ditemukan tindakan unsur criminal dimana oknum yang berjanji bisa
memfasilitasi pengurusan formasi atau meluluskan tes pengangkatan CPNS
dengan motif untuk memperoleh imbalan dalam bentuk uang, mohon untuk
tidak ditanggapi. Atau mohon untuk segera melaporkan kepada pihak
kepolisian serta menyampaikan pengaduan ke KemenPAN dan RB melalui Kotak
Pos 5000," jelas Tasdik.
Tasdik mengungkapkan, modus penipuan yang digunakan para calo memang
cukup beragam. Bahkan, dia menemukan banyak oknum yang melakukan
penipuan dengan canggih. Tasdik mengisahkan, para oknum tersebut pada
umumnya meminta uang dengan menjanjikan kelulusan bagi para pendaftar
CPNS. Oknum tersebut akan mengaku mengenal pihak-pihak yang bisa
membantu kelulusan tersebut.
"Padahal mereka tidak melakukan apa-apa dan mereka tidak kenal
siapa-siapa. Nanti kalau kebetulan memang pendaftar yang mereka mintai
uang itu lulus, ya uangnya disimpan. Tapi kalau tidak lulus, ya uangnya
dikembalikan ke yang bersangkutan. Jadi mereka ini semacam gambling.
Modus tanpa resiko ini mulai banyak," ungkapnya.
Selain memberikan himbauan pada masyarakat, Tasdik menuturkan pihaknya
juga bekerjasama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW) dan beberapa
LSM lainnya. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Ombudsman serta
Badan Intelijen Nasional (BIN) juga ikut membantu melakukan pengawasan
selama masa pengadaan CPNS tersebut. (Ken)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar