Magelang (ANTARA
News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, segala bentuk
separatisme di Indonesia harus dihentikan karena bisa mengancam keutuhan
bangsa.
"Yang namanya mau merdeka keluar dari NKRI itu bukan `freedom of
speech`, itu separatis, harus dihentikan," kata Yudhoyono saat
memberikan pembekalan kepada Calon Perwira Remaja (CAPAJA) Akademi TNI
dan Polri Tahun 2012 di Akademi Militer, Magelang, Rabu malam.
Yudhoyono menjelaskan hal itu untuk menjawab pertanyaan salah satu
taruna tentang dilema yang sering dihadapi TNI dan Polri saat bertugas.
Mereka sering dihadapkan pada dua pilihan sulit, yaitu menjalankan tugas
dan dituding melakukan pelanggaran HAM.
Khusus untuk aksi separatis, Yudhoyono meminta aparat bertindak
tegas. Meski demikian, dia tetap meminta aparat untuk berhati-hati
supaya tidak melanggar HAM.
Yudhoyono memberi contoh pendekatan yang dilakukan terhadap Papua.
Daerah itu sering disebut sebagai salah satu basis gerakan
separatis. Pemerintah menindak tegas gerakan tersebut. Namun demikian,
pemerintah tidak pernah menggelar operasi militer besar-besaran.
"Pemerintah menggunakan pendekatan kemasyarakatan," katanya.
Presiden berbicara di hadapan 836 Taruna Akademi TNI (Akmil, AAL dan
AAU) serta Taruna Akpol Tingkat IV. Mereka telah menyelesaikan
pendidikan dan menjadi calon perwira remaja.
Pada Kamis pagi, Yudhoyono akan melantik mereka menjadi perwira TNI
berpangkat Letnan Dua (Letda) dan perwira Polri berpangkat Inspektur Dua
Polisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar