INILAH.COM, Jakarta - Mantan Menteri Agama Republik Indonesia
Quraish Shihab mengatakan, perbedaan penetapan awal bulan puasa dan Idul
Fitri harus disikapi dengan penuh toleransi.
"Soal
penetapan puasa, kita toleransi kalau ada perbedaan, yang mau ikut
Muhammadiyah silakan, yang mau ikut pemerintah juga silakan," kata
Quraish Shihab di Jakarta, Sabtu (7/7/2012).
Dia menuturkan,
perbedaan memang tidak bisa dipungkiri dalam berpendapat. Namun, hal itu
harus disikapi dengan bijaksana. "Jadi, ya jangan berkelahi intinya,"
kata Quraish.
Menteri Agama Republik Indonesia Suryadharma Ali
mengatakan kemungkinan ada potensi perbedaan dalam menentukan awal bulan
puasa dan Idul Fitri. Untuk menentukan awal puasa, pemerintah akan
mengadakan sidang isbat dengan ormas-ormas Islam, ahli falaq, dan ahli
astronom untuk melihat posisi bulan.
Suryadharma juga mengatakan,
sebaiknya umat Islam di Indonesia tidak meributkan perbedaan waktu
puasa dan bisa bersama-sama bersatu. "Saya malu kok umat Islam tidak
bisa bersatu menentukan awal bulan. Memang mungkin aneh, kok umat Islam
melihat awal bulan saja masih saja ribut, padahal Amerika sudah
menginjak bulan, tapi kita masih saja meributkan melihat bulan." [mvi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar