Jakarta (ANTARA
News) - Ketua MPR yang juga politisi senior Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) Taufiq Kiemas mengatakan hasil hitung cepat (quick
qount) yang menyebutkan pasangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuk Tjahaja
Purnama (Ahok) memperoleh angka tertinggi membuktikan bahwa masyarakat
Jakarta makin memahami empat pilar bernegara, dimana salah satunya
adalah kebhinekaan.
"Saya selaku Ketua MPR sangat bangga dengan
kondisi ini. Warga sebagai pemilih melihat calon yang punya kualitas,
memberikan harapan perbaikan, dan dianggap jujur. Keunggulan pasangan
Jokowi-Ahok bukti nyata pemahaman kebhinekaan itu," kata Taufiq di
Kediamannya, Jalan Kebagusan, Jakarta Selatan, Rabu.
Dalam
keterangan tertulisnya, dia mengatakan, keunggulan tersebut juga
menggambarkan kerinduan masyarakat terhadap simbol-simbol empat pilar
berbangsa karena pasangan Jokowi-Ahok mewakili unsur-unsur kemajemukan
dalam masyarakat Indonesia.
Empat pilar yang terus
disosialisasikan MPR yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan bhinekaan yang
teraplikasikan dengan sungguh-sungguh bisa dilihat dari sikap pemilih
yang tidak lagi terjebak pada persoalan kedaerahan, suku, maupun agama
dalam memilih calon.
Menurut Taufiq, ada tiga poin kejutan
Pilkada DKI Jakarta. Selain faktor kebhinekaan yang telah menjadi
kesadaran pemilih, dua faktor lain adalah kuatnya arus bawah yang
menginginkan terjadinya regenerasi dan faktor Ketua Umum DPP PDIP
Megawati Soekarnoputri sebagai "kingmaker" (pembuat keputusan) di
belakang pasangan nomor urut tiga.
Kemenangan sementara Jokowi,
katanya, juga membuktikan adanya arus kuat untuk melakukan regenerasi.
Walau pasangan Jokowi-Ahok paling minim sosialisasi dan pencalonannya
diputuskan di menit-menit terakhir, tetapi publik melihat ada harapan
perubahan jika Jakarta dipimpin pasangan yang berhasil membawa perubahan
di daerahnya.
"Arus bawah ingin ada gairah dan perubahan serta
regenerasi. Ini harus menjadi cermin secara umum terbasuk bagi
tokoh-tokoh untuk kepemimpinan nasional nanti," jelasnya.
Adapun
dari sisi Mega sebagai "kingmaker", lanjut dia, mencerminkan bahwa
kenegarawanan Mega dalam melihat kebutuhan masyarakat di atas segalanya.
Pilihan Mega untuk mencalonkan Jokowi-Ahok, jelas Taufiq, membuktikan
juga bahwa Mega sebagai negarawan yang menjadi tujuan terdepannya adalah
bagaimana ada perbaikan.
Kejutan dari Jokowi-Ahok, kata Taufiq,
adalah simbol dari proses regenerasi kepemimpinan bangsa karena baik
Jokowi maupun Ahok sama-sama dari kalangan generasi muda.
"Ini
tentu bagus juga ketika di 2014 nanti Mega menjadi "kingmaker" untuk
memunculkan siapa putra-putri terbaik yang layak diusung untuk memimpin
bangsa ini ke depan. Dan saya yakin dengan insting dan pengalaman
politiknya Ibu Mega akan melihat itu dan siapapun yang dipilih nanti
bisa jadi kejutan sebagaimana di Pilkada DKI Jakarta," terangnya.
Karena
itulah, Taufiq memberikan ucapan selamat kepada Mega atas
keberhasilannya memenangkan pasangan Jokowi-Ahok dalam putaran pertama
pilkada DKI Jakarta.
"Kampanye pasangan Jokowi-Ahok yang dipimpin
langsung oleh Bu Mega telah membuahkan hasil positif. Hal itu berarti
peran Bu Mega sebagai kingmaker pasti akan disukai rakyat karena
posisinya sebagai Ibu Bangsa," ujarnya.
(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar