BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 30 Juni 2011

Asia Dekati dan Tunggu Janji Manis Lagarde

INILAH.COM, Jakarta - Christine Lagarde telah terpilih menjadi bos IMF. Negara-negara berperekonomian cepat di Asia pun mendukung, seraya bertekad mengamankan pos-pos kunci di bawah pimpinannya.
"Lagarde adalah teman dari India," sumber senior pemerintah India kemarin. "Kita tidak bisa mendapatkan kursi Direktur Pelaksana IMF saat ini, tapi setidaknya India bisa mendapat kesepakatan tingkat tinggi di IMF selama masa jabatannya dan kami akan bekerja ke arah itu."
Bank sentral China juga mengatakan dalam sebuah pernyataan singkat, bahwa pihaknya berharap Lagarde akan mendorong reformasi, dan ingin melihat IMF memainkan peran positif dalam mempromosikan stabilitas keuangan global. Selain meningkatkan keterwakilan negara-negara berkembang dalam struktur pemerintahan IMF.
Lagarde mengatakan beberapa fakta selama tur kampanye terakhir di Asia. Dia mengakui bahwa negara-negara seperti China dan India layak meningkatkan hak suara di IMF untuk mencerminkan kekuatan pertumbuhan ekonomi mereka, dan porsi adil di posisi pengambil keputusan utama lembaga tersebut.
Menteri Keuangan Prancis ini akan memulai jabatan lima tahunnya sebagai direktur pelaksana Dana Moneter Internasional pada 5 Juli mendatang, dan Ia akan segera menemukan dirinya tenggelam dalam upaya mencegah default utang Yunani yang dapat memicu krisis internasional. Dia juga diharapkan membuka pintu IMF untuk negara-negara miskin dan berkembang lainnya dan tidak mewarisi tradisi pendahulunya yang hanya fokus pada kepentingan Eropa.
Mengingat banyaknya daftar pekerjaan yang dilakukan, IMF memang tepat menunjuk seorang pimpinan puncak yang cukup mencerminkan pengaruh ekonomi global, dan memimpin melalui proses yang telah disepakati, untuk mengalokasikan kembali hak suara IMF demi memberi porsi lebih bagi pasar negara berkembang.
Lagarde mendapat dukungan dari banyak negara besar di Asia meskipun dia masih melanggengkan pola orang Eropa untuk posisi puncak IMF. Tidak ada kandidat Asia melangkah maju untuk menantang Lagarde dan calon dari Meksiko, Agustin Carstens.
"Lagarde telah lebih berhasil membangun konsensus untuk menjembatani hubungan antara negara maju dan negara berkembang," kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Hartadi A. Sarwono.
Asia berharap Lagarde dapat menjadi sosok yang merealisasikan janji untuk memberi kekuasaan lebih bagi pasar negara berkembang. Melanggar tradisi ini mungkin bisa membantu meyakinkan negara-negara Asia bahwa Lagarde serius dalam reformasi IMF, meskipun tidak ada indikasi bahwa ia telah berjanji untuk memberikan peran kedua dalam posisi IMF untuk salah satu negara Asia.
Menteri Keuangan Singapura Tharman Shanmugaratnam, yang juga ketua dewan pelaksana IMF, mengatakan ia telah berbicara dengan Lagarde tentang pentingnya reformasi IMF yang mencerminkan perkembangan keseimbangan dalam perekonomian global dan sistem keuangan."
Bahkan negara-negara yang telah mendukung rival Lagarde, Carstens, menjanjikan dukungan mereka.
Menkeu Australia Wayne Swan mengatakan ia telah bekerja dengan Lagarde di kelompok G20 untuk negara-negara kaya dan berkembang, dan menyambut terpilihnya Lagard. "Kami sangat senang melihat proses ini mencapai konklusi, sehingga institusi penting ini dapat melanjutkan pekerjaannya," ujar Swan.
Selain masalah Asia, Lagarde perlu bersikap diplomatis untuk keputusan-keputusan personil yang sulit. Misalkan terhadap AS, yang telah mempertimbangkan mengajukan seorang pejabat Kementrian Keuangan untuk peran kedua, yang secara tradisional telah diisi Amerika.
Perempuan berusia 55 tahun ini adalah sosok kaum hawa yang berhasil menempati pucuk pimpinan IMF untuk kali pertama. Pada 2010, jumlah perempuan pekerja staf di IMF tercatat 45,5% dan 21,5% diantaranya bertugas di bidang manajerial.
"Lebih dari kemenangan kaum perempuan, kemenangan Lagarde adalah kemenangan bagi Eropa atas negara-negara berkembang," tulis media Portugal, Diario Economico. [mdr]

Tidak ada komentar: