BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Minggu, 26 Juni 2011

Wapres: Kemajemukan Indonesia Berkah Tuhan

"Jangan biarkan tumbuhnya gejala diantara kita yang memperlemah tali ikatan kebangsaan." 

VIVAnews - Wakil Presiden Boediono berbicara soal demokrasi di hadapan para raja dan sultan se-nusantara. Boediono menegaskan, demokrasi harus terus berdiri tegak di tengah-tengah adat dan budaya bangsa Indonesia yang beragam.

"Sehingga demokrasi yang kita laksanakan sejalan dan diperkuat oleh nilai-nilai luhur budaya dan kearifan bangsa kita sendiri," kata Boediono saat membuka Silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara ke-II di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat, Sabtu 25 Juni 2011.

Boediono meminta para Raja dan Sultan Nusantara mensinergiskan adat dan budaya dengan praktek demokrasi saat ini. Dengan demikian, demokrasi sebagai sebuah sistem kehidupan bangsa Indonesia dapat terus berkembang karena telah mengakar pada budaya bangsa.

Menurut Boediono, kemajemukan bangsa Indonesia merupakan berkah yang diberikan Tuhan. Maka untuk memelihara berkah itu, bangsa Indonesia harus memiliki formula yang bisa menyatukann dan merangkaikannyya.

Cita-cita proklamasi, menurut Boediono adalah sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk agar kehidupan yang merdeka, adil, makmur dan bermartabat bagi seluruh rakyat tercipta. "Jangan biarkan tumbuhnya gejala diantara kita yang memperlemah tali ikatan kebangsaan itu," tegasnya.

Sebanyak 201 Raja dan Sultan se-Nusantara hadir dalam Silaturahmi Nasional II yang digelar 25-26 Juni 2011. Turut hadir Raja di Filipina, Srilanka, dan pengamat kerajaan dari Belanda.

Sejumlah menteri juga hadir diantaranya, Menteri Agama Suryadharma Ali, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero wacik, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi EE Mangindaan, Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf.

Tidak ada komentar: