Ikhwanul Habibi - detikNews
Jakarta - TNI menetapkan 11 oknum anggota Kopassus
sebagai tersangka pembunuhan 4 preman di LP Cebongan, Sleman. Atas hal
ini, masyarakat Yogyakarta dinilai senang sebab para preman yang
meresahkan masyarakat Jojga telah dihabisi.
"Rakyat Jogja senang
banget keempat preman ini terbunuh," kata mantan Kepala Badan Intelijen
Negara (BIN), AM Hendropriyono saat berbincang dengan detikcom, Senin
(8/4/2013).
"Kalau kita lihat peristiwa Cebongan ini, kita harus bicara objektif.
Artinya kita lihat objeknya, objek dari peristiwa cebongan ini adalah
preman," sambungnya.
Menurut Kepala BIN 2001-2004 ini, dirinya sering berkunjung ke kota
pelajar tersebut. Dia mendapati berbagai laporan masyarakat setempat
resah dengan tingkah laku preman di kota gudeg itu.
"Masyarakat Jogja itu sudah bebeh (jengkel) sama premanisme ini, jadi masyarakat sudah bingung di mana hukum itu," ujar Hendro.
Akibat
banyaknya preman, masyarakat Jogja putus asa dengan hukum. Bahkan
menurut Hendro, preman itu bak mafia. Sehingga saat Sertu Heri Santoso
dibunuh 4 preman, maka anggota Kopassus lain tidak terima dan mengambil
tindakan ke LP Cebongan.
"Secara hukum mereka melanggar karena
telah masuk ke LP. Kita tidak bisa membenarkan perbuatan ini, tapi kita
salah kalau tidak bisa memahami permasalahan ini," tandas mantan Menteri
Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) era '98 itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar