BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Senin, 08 April 2013

Komandan Grup II Kopassus Juga Siap Tanggung Jawab Kasus LP Cebongan

Arifin Asydhad - detikNews

Jakarta - Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus Mayjen TNI Agus Sutomo telah menyatakan siap bertanggung jawab atas kasus pembunuhan 4 tahanan di LP Cebongan, Sleman. Selain Danjen, Komandan Grup (Dan Grup) II Kandang Menjangan Kartasura, Letkol Maruli Simanjuntak juga menyatakan siap bertanggung jawab.

Memang sejak kasus LP Cebongan mencuat dan Tim Investigasi TNI AD mengumumkan hasil investigasinya, Letkol Maruli belum menyatakan apa pun kepada wartawan.

Sesuai pengumuman Tim Investigasi TNI AD yang dipimpin Brigjen TNI Unggul K Yudhoyono, penyerbuan ke LP Cebongan dan pembunuhan terhadap empat tahanan tersangka pembunuhan Serda TNI Heru Santoso dilakukan oleh anggota Kopassus Grup II, yang merupakan anak buah Letkol Maruli. T

im Investigasi TNI AD menyebut empat tahanan yang diberondong tembakan di LP Cebongan merupakan kelompok preman.

Meski belum sempat menemui wartawan, namun ternyata Letkol Maruli sejak awal sudah menyampaikan siap bertanggung jawab dalam kasus ini, meski saat penyerbuan LP Cebongan terjadi, dirinya baru menjabat Dan Grup II selama 1 hari.

Kisah siap bertanggung jawab para komandan Kopassus ini diceritakan Presiden SBY dalam pertemuan informal dengan beberapa pemimpin redaksi (pimred) di kediaman pribadi Menteri Perindustrian MS Hidayat, Jl Sisingamangaraja, Jakarta Selatan, Sabtu (6/4/2013) malam.

Banyak hal yang dibahas antara Presiden SBY dengan para pimred dan beberapa menteri itu. Salah satunya, soal kasus LP Cebongan dan bagaimana TNI AD mengungkap kasus ini dengan cepat.

SBY menceritakan setelah membentuk Tim Investigasi Kasus LP Cebongan, KSAD Jenderal TNI Pramono Edhie Wibowo mengumpulkan para perwira Kopassus di Mako Kopassus Cijantung Jakarta Timur.

"Pramono ini merupakan mbahnya Kopassus. Karena beliau lama berkarier di Kopassus, termasuk saat mendapat bintang dua juga saat bertugas di Kopassus," kata SBY.

Dalam pertemuan itulah, KSAD menegaskan kepada jajaran Kopassus bahwa Kopassus harus ksatria dan siap bertanggung jawab apabila memang ada prajurit yang melakukan pembunuhan terhadap 4 tahanan tersebut.

Dalam pertemuan itu, Dan Grup II Letkol Maruli langsung berdiri dan menyatakan siap bertanggung jawab. "Kamu baru menjabat berapa hari saat kasus itu terjadi?" tanya KSAD kepada Maruli. "Siap, baru satu hari," kata Maruli seperti disampaikan SBY.

Setelah itu, mantan Dan Grup II yang baru saja digantikan Maruli juga berdiri dan menyatakan siap bertanggung jawab. "Karena Letkol Maruli baru menjabat satu hari, saya-lah yang siap yang bertanggung jawab," kata mantan Dan Grup II itu.

Presiden SBY menceritakan hal itu agar sikap ksatria para komandan Kopassus itu menjadi contoh dalam kepemimpinan di Indonesia. Sikap berani bertanggung jawab juga merupakan keharusan bagi para calon presiden di masa mendatang.

"Sikap para komandan Kopassus yang siap bertanggung jawab dan pengakuan prajurit Kopassus membuat tim investigasi bisa mengungkap kasus ini lebih cepat," ujar SBY.

Dalam pertemuan dengan para pimred, SBY juga menyinggung mengenai kasus-kasus kekerasan yang terjadi belakangan ini, termasuk kasus LP Cebongan dan kerusuhan di Palopo.

Saat itu, SBY ditanya apakah dua kasus ini memiliki keterkaitan motif yang bertujuan untuk mendiskreditkan pemerintah saat ini. Namun, SBY mengatakan dua kasus itu berdiri sendiri dan memiliki motif yang berbeda.

Kasus rusuh Palopo terkait pilkada. "Sedangkan kasus Cebongan, karena ada peristiwa yang mengawali, ada bintara TNI dihajar dengan sadis, yang kemudian tayangannya disaksikan para anak buahnya. Apalagi setelah diberitahu bahwa pelakunya adalah preman," ujar SBY.

Untuk diketahui, dalam kasus Cebongan, Tim Investigasi TNI AD menyebutkan ada 11 prajurit Kopassus yang terlibat. Seorang berinisial U sebagai eksekutor, 8 orang sebagai pihak yang membantu, dan dua orang lainnya menunggu di dalam mobil.

Untuk sementara, Tim Investigasi TNI AD belum menetapkan ada perwira yang terlibat dalam kasus ini. Namun, menurut Kapuspen TNI Laksda Iskandar Sitompul, hasil investigasi yang disampaikan ke publik itu baru sementara. Tim masih terus mengusut.

Tidak ada komentar: