BERBUAT BENAR ADALAH KEHARUSAN, BERBUAT TIDAK BENAR ADALAH KETIDAK HARUSAN

Kamis, 02 Oktober 2014

Rumah Sakit Penolak Pasien Dipanggil DPRD Depok

VIVAnews - Wakil Ketua DPRD Depok Yeti Wulandari menyesalkan sikap pihak Rumah Sakit Sentra Medika yang menolak menangani korban kecelakaan lalu lintas hanya karena tidak bisa melengkapi administrasi, kemarin. Terkait hal ini, Yeti pun berjanji akan segera memanggil pihak rumah sakit tersebut.

"Jika benar hanya karena masalah administrasi tentu kami sangat menyesalkan itu . Segala sesuatunya kan bisa dikoordinasikan, yang penting ada penanganan dulu. Sisi kemanusiaan harus dikedepankan," ungkap Yeti, kepada VIVAnews, Kamis 2 Oktober 2014.

Menurut Yeti, tidak ada alasan bagi rumah sakit untuk menolong korban dalam keadaan darurat. Karena itu, Ia berjanji pihaknya akan segera memanggil pihak rumah sakit untuk dimintai keterangan perihal peristiwa tersebut.

"Jumat besok akan kami panggil. Kami ingin menggali keterangan dulu dari para saksi dan keluarga korban termasuk polisi. Jika benar terjadi apa yang dituduhkan tentu kami akan mencari langkah selanjutnya," tegas Politisi Gerindra itu.

"Kami berharap hal seperti ini tidak terulang lagi, di rumah sakit manapun," pungkasnya.

Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada keterangan resmi dari pihak rumah sakit tersebut. Salah seroang petugas keamanan bahkan sempat melarang awak media yang hendak menggali informasi dari kasus ini.

"Sudah jangan dibesar-besarkan," ujar salah seorang satpam setempat yang enggan disebut namanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, M Yusuf warga Cisalak Pasar, Cimanggis Depok terpaksa meregang nyawa lantaran tidak sempat mendapat perawatan medis pihak Rumah Sakit Sentra Medika Depok, Rabu 2 September 2014 kemarin, hanya karena tak bisa melengkapi administrasi.

Dalam kecelakaan tersebut, sejumlah saksi menuturkan, kejadian berawal ketika korban yang hendak menyeberang di hantam sepeda motor Tiger yang di kemudian oleh Mahram di kawasan Jalan Raya Bogor depan Cisalak Pasar sekitar pukul 06:30 WIB.

Melihat korbannya ambruk berlumuran darah, pelaku dibantu rekannya  berupaya menyelamatkan pria paruh baya ini dengan melarikan ke Rumah Sakit Sentra Medika Depok, yang jaraknya tak jauh dari lokasi kejadian.

Namun ironisnya, lantaran tak bisa melengkapi administrasi, pihak Rumah Sakit pun menolak menangani korban. Pelaku dan rekannya yang bingung kemudian meminta supir angkot untuk melintas di kawasan Jalan Juanda. Lantaran tak tahu harus berbuat apa, jasad korban pun kemudian digeletakan di pinggir jalan, depan sebuah bengkel yang saat itu masih tertutup dan sepi.

"Security dan suster menolak menangani. Katanya siapa yang bertanggungjawab? Kami bingung ya kembali lagi ke lokasi awal," ujar Ardian, salah satu saksi dilokasi kejadian.

Pernyataan Ardian juga dibenarkan polisi. Menurut keterangan yang berhasil dihimpun pihak kepolisian, tidak ada pertolongan apapun dari pihak Rumah Sakit.

"Itulah yang kami sesalkan. Kenapa enggak ditolong dulu si. Saat ditangani kan bisa menelpon keluarga si korban. Padahal saat itu korban masih bernyawa," kata Kasubnit Reg Iden Satlantas Polresta Depok,  Iptu Sulani.

Guna penyelidikan lebih lanjut, kasusnya kini ditangani Polresta Depok. Sementara jasad korban, akhirnya dievakuasi ke RS PMI Bogor setelah sebelumnya polisi berhasil mengidentivikasi identitas dan keluarga korban.

"Kasusnya masih dalam penyelidikan kami. Jika benar ada kasus penolakan dari rumah sakit tentu kami sangat menyayangkan," kata Kasat Lantas Polresta Depok, Komisaris Tatik.

Tidak ada komentar: