Jpnn
JAKARTA - Calon Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
benar-benar memegang komitmennya soal gaji yang diterimanya sebagai
seorang pejabat. Kali ini, setelah optimis menang dalam Pilkada DKI, ia
akan mengulangi kebiasaannya terdahulu yakni tak akan mengambil gaji
serta tunjangan jika nanti resmi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Walikota
Solo yang sebentar lagi akan berkantor di Jalan Medan Merdeka Selatan,
Jakarta Pusat ini rela menghibahkan gajinya sebagai Gubernur DKI untuk
kegiatan sosial.
"Selama masih ada yang miskin dan ada yang membutuhkan ya biar dipakai
oleh orang-orang yang membutuhkan," tutur pria asal Solo itu di Jalan
Borobudur no 22, Menteng Jakarta Pusat, Kamis malam (20/9/2012).
Selama ini, gaji pokok seorang kepala daerah berdasarkan Keputusan
Presiden No 8 tahun 2001 berjumlah Rp 3 juta per bulan. Selain gaji
pokok ada juga tunjangan sebagai kepala daerah sebesar Rp 5,4 juta.
Aturan tunjangan tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden No 59 tahun
2003. Oleh sebab itu, gaji bulanan yang dibawa pulang oleh seorang
gubernur sebesar Rp 8,4 juta per bulan. Jika nominal tersebut dikalikan
selama 1 tahun atau 12 bulan, maka gaji yang diterima gubernur sebesar
Rp 100,8 juta. Artinya, jika Gubernur menjabat 5 tahun atau satu
periode, maka uang yang akan diterima sebesar Rp 504 juta.
Selain itu, gubernur berhak mendapatkan insentif sebesar 10 kali gaji
pokok dan tunjangan jika penerimaan pajak suatu provinsi atau daerah di
atas Rp 7,5 triliun. Hal tersebut diatur berdasarkan Peraturan
Pemerintah (PP) No 69 tahun 2010.
Jokowi meminta niatnya untuk kegiatan sosial ini tak disalahartikan oleh publik.
"Jangan dikait-kaitkan ke hal-hal yang pribadi," ujarnya.
Seperti yang diketahui, selama menjabat sebagai Walikota Solo, Jokowi
tidak pernah sekali pun mengambil gaji serta tunjangan yang menjadi
haknya. Gaji seorang Wali Kota Solo sendiri diketahui sebesar Rp
7.250.500 serta tunjangan yang bernilai lebih dari Rp 22 juta.
Jokowi tidak mengambil gajinya, tetapi dia mengonversi gaji tersebut
dengan uang pecahan 10.000 hingga 50.000. Uang tersebut kemudian
dibagikan kepada warga miskin yang membutuhkan dana. Untuk memenuhi
kebutuhan keluarganya sendiri, Jokowi dan istrinya memiliki pendapatan
dari usaha lain, seperti memiliki bisnis mebel rumah dan taman serta
teksil. Usaha ini telah ia rintis sejak belum menjadi Wali Kota Solo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar