TRIBUNNEWS. COM,JAKARTA -- Menurut keterangan mantan
Ketua KPK, Antasari Azhar, dirinya tidak menyebut tentang Century
apalagi tentang bailout Century kepada publik dan media. Dia hanya
mengatakan pertemuan 9 Oktober 2008 di Istana Negara sebagai pertemuan
terbatas atas penanganan krisis ekonomi global.
"Ini artinya,
ada sumber 'bunyi' yang dengan sengaja menyebarkan fitnah dan
menabrakkan Antasari kepada kasus Century. Dengan kata lain, dalam hal
ini, menjadikan Antasari sebagai bidak catur sampai-sampai Istana
memberikan pernyataan klarifikasi," kata Jemmy Setiawan, dalam rilisnya
kepada Tribun, Rabu (13/9/2012).
Jemmy yang juga Ketua Biro
Hukum dan Perundang-undangan Partai Demokrat menegaskan, harus dicek
siapa sumber "bunyi" tersebut karena sebelum fitnah ini menyebar ada
beberapa orang yang sengaja mendatangi Antasari. Setelah itu, fitnah
bertebaran dimana-mana termasuk di beberapa pemberitaan.
“Antasari sedang tertimpa masalah, biarlah Antasari istirahat dan
menjalani kontemplasi hidupnya. Jangan diseret-seret ke rana politik
apalagi di jebak dengan fitnah-fitnah yang mengatasnamakan Antasari,”
ujar Jemmy yang juga menjabat Wakil Ketua Komite 33.
Memori
politik, imbuhnya, kebayakan agak lemah. Berkali-kali pun seseorang yang
memberikan pernyataan tidak berbasis fakta tetap saja digunakan sebai
rujukan informasi.
"Saya ingatkan sekali lagi kadaluarsanya
sebuah tindak pidana itu 12 tahun. Ada saatnya kami berbalik meminta
keadilan atas fitnah-fitnah yang tidak berdasar," tandasnya.
Persoalan Century sudah ditangani KPK dan biar jalur yang benar yang
menanganinya. Bukan dengan jalur fitnah. Apalagi KPK dipilih oleh
sebagian anggota Pasus Century DPR itu sendiri.
"Jadi, siapa sebenarnya yang sedang tidak waras di negeri ini," tanya Jemmy.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar