Jakarta
(ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Jero Wacik,
mengatakan, kuota BBM bersubsidi selalu meningkat setiap tahun karena
jumlah kendaraan juga selalu meningkat. Saban tahun sekitar 1 juta mobil
dijual di Indonesia, belum lagi sepeda motor, yang dibeli masyarakat
karena transportasi umum buruk kualitas, manajemen, dan kuantitasnya.
Sejatinya,
BBM bersubsidi didedikasikan bagi warga tidak mampu. Toch begitu,
banyak pemilik mobil pribadi yang bukan tidak mampu menikmati fasilitas
itu; walhasil uang negara banyak habis di sektor non produktif itu.
"Jumlah
kendaraan yang diproduksi atau lahir selalu bertambah," kata Wacik di
Jakarta, Senin. Mobil lama juga ada banyak. Perkiraan Gabungan Industri
Kendaraan Indonesia, jumlah sepeda motor pada 2013 akan bertambah 10
juta unit. Sedangkan jumlah mobil akan bertambah 1 juta unit tahun ini;
atau malah lebih banyak lagi.
Di satu sisi
pendapatan negara dari industri dan pasar otomotif banyak, namun uang
negara --pajak rakyat-- jauh lebih banyak habis untuk membuat mereka
tetap bergerak. Belum lagi kerugian ikutan, pencemaran udara, kerugian
waktu karena macet, konflik sosial terkait di jalan, dan macam-macam
lagi.
Pada 2012, pemerintah mengajukan
penambahan 4 juta kiloliter kuota BBM bersubsidi, dari sebelumnya
dialokasikan 40 juta kiloliter. BBM bersubsidi pada 2013 dialokasikan
46,1 juta kiloliter.
Alokasi APBN untuk
pembiayaan infrastruktur umum, terutama angkutan massal yang tepat
waktu, aman, dan nyaman, sedikit sekali ketimbang mewujudkan jalan-jalan
tol yang memanjakan kendaraan pribadi. Ujung-ujungnya, jebol lagi uang
negara untuk beli BBM bersubsidi.
"Karena itu,
kami optimistis DPR akan menyetujui penambahan kuota BBM bersubsidi.
Penambahan sebanyak 2 juta kiloliter setiap tahun rasanya cukup
realistis," katanya.
Menurut Jero, alokasi BBM
bersubsidi pada 2013 sebanyak 46,1 juta kiloliter sudah ditekan dengan
adanya upaya penghematan yang dilakukan pemerintah. Bila tidak ada
penghematan, maka BBM bersubsidi yang dibutuhkan pada 2013 diperkirakan
sebanyak 48 juta kiloliter.
"Tetap ada usaha
efisiensi dan penghematan BBM yang dilakukan pemerintah. Tapi saya akui
upaya itu memang belum optimal," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar