TEMPO.CO, Jakarta
- Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah
menyatakan presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengecam aneka bentuk
tindakan penistaan agama, termasuk yang beredar melalui video beberapa
waktu ini. "Presiden juga sudah menyampaikan reaksi cepatnya atas
rencana Pendeta Terry Jones, pada waktu itu, yang ingin melecehkan
Al-Quran," kata Faizasyah, di Kantor Presiden, Kamis 13 September 2012.
Menurut Faizasyah, pembuatan dan penayangan film yang menistakan agama, melalui video Innocence of Muslims,
seharusnya bisa dihindarkan. Terutama, bila menelaah kontroversi yang
ditimbulkan dalam kasus-kasus penistaan agama yang lalu, termasuk kasus
kontroversial yang terjadi di Florida.
"Penayangan film yang
tidak bertanggung jawab tersebut, telah menimbulkan amarah dan tindak
kekerasan yang sejatinya pun tidak bisa ditolerir," kata mantan juru
bicara Kementerian Luar Negeri ini.
Tetapi, SBY juga terus
mengikuti peristiwa terbunuhnya Duta Besar Amerika Serikat di Libya,
Chris Stevens, usai aksi massa sehubungan penayangan film Innocence of
Muslims yang dianggap menistakan Nabi Muhammad itu. "Ada dua isu yang
berbeda. Namun isu yang tidak terkait dengan itu kemudian memicu tindak
kekerasan. Kami mengecam tindakan penistaan agama, di sisi lalin kami
menyesalkan terjadinya korban jiwa," kata Faizasyah.
Apalagi,
dalam kasus Libya, korban jiwa sebenarnya tidak memiliki kaitan langsung
dengan film yang beredar di YouTube ini. Kondisi semakin mengenaskan
karena yang menjadi korban adalah para diplomat negara yang seharusnya
mendapatkan perlindungan.
"Dalam kerangka Universal, tiap negara
berdasarkan konvensi Jenewa memiliki keharusan untuk memberikan
perlindungan terhadap diplomat asing yang bertugas di negara tersebut,"
kata Faizasyah.
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengharapkan
kejadian Libya tidak akan berulang di Jakarta. Walau hingga saat ini,
belum ada rencana meningkatkan pengamanan terhadap Kedutaan Besar
Amerika Serikat maupun perwakilan lainnya di Indonesia.
"Secara
umum, perwakilan asing di Jakarta adalah obyek-obyek strategis dan vital
yang senantiasa memperoleh pengamanan dan perhatian dari penegak hukum.
Apalagi seandainya ada perkembangan yang memerlukan kewaspadaan itu,"
kata dia.
Marty menambahkan saat ini kondisi di Indonesia masih
cukup kondusif terhadap pengamanan perwakilan Amerika Serikat. "Namun
komunikasi terus berjalan, kami kira kondisi kondusif, dan masalah ini
kan juga bukan masalah yang langsung menyangkut Indonesia," kata dia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar