Jakarta (ANTARA
News) - Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Tjatur Sapto Edy meminta
masyarakat untuk tidak panik terkait maraknya aksi terorisme dan
terakhir ledakan di Beji, Depok, Jawa Barat.
"Masyarakat jangan panik. Pimpinan lembaga termasuk Badan
Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) lebih bijak bila tidak
mengeluarkan statement yang bisa meresahkan masyarakat," kata Tjatur di
Jakarta, Minggu.
Seharusnya, negara, pemerintah, pemda, pemuka agama, tokoh
masyarakat harus hadir di tengah masyarakat untuk meningkatkan
kewaspadaan masyarakat dan deteksi dini.
"Polisi khususnya Densus 88, tidak boleh terpancing bertindak
brutal tetapi tetap melakukan penindakan sesuai koridor hukum dan
keadilan," kata dia.
Ditambahkannya, semua pihak, terutama inteligen untuk terus meningkatkan koordinasi intelegen untuk deteksi dini.
"Terus lakukan gerakan deradikalisasi dengan peningkatan pemahaman agama dan kemanusiaan," sebut Tjatur.
Tak hanya itu, lanjutnya, ketahanan yang terbaik adalah dari masyarakat.
"Maka Siskamling, sishankamrata seyogyanya dihidupkkan kembali," pungkas Tjatur.
Sementara itu, Menko Polhukam, Djoko Suyanto mengatakan dalam
keterangan persnya, tidak ada peningkatan status pengamanan pasca
ledakan bom rakitan di Beji, Depok.
"Sementara ini tidak ada peningkatan status, tapi bukan berarti
aparat tidak bekerja, kan tidak harus selalu nampak mereka bersenjata
berkeliaran dimana-mana. Tapi Densus 88, aparat BNPT, aparat intelejen
itu senantiasa melakukan kegiatan-kegiatan untuk menangkap sinyal,
menelusuri, membuntuti," kata Djoko.
(Zul)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar