Oleh :
Bayu Adi Wicaksono, Moh Nadlir
VIVA.co.id - Ketua Dewan
Pimpinan Daerah Partai Demokrat DKI Jakarta, Nachrowi Ramli Ketua DPD
Demokrat DKI Jakarta Nachrowi Ramli mengatakan, tidak sependapat dengan
pernyataan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang
menginginkan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) dibubarkan.
"Saya
tidak setuju, karena IPDN itu kawah candradimuka bagi Pamong Praja.
Kalau ada kekurangan ya kan bisa ditingkatkan sistem pendidikannya, atau
rekrutmen SDM-nya bukan rumahnya yang dibakar," kata Nachrowi di Tugu
Proklamasi, Jakarta Pusat, Rabu 9 September 2015.
Menurut
Nachrowi, IPDN sebagai lembaga pembentuk Sumber Daya Manusia (SDM)
merupakan aset yang sangat baik. Karenanya IPDN penting untuk bisa
menciptakan SDM yang handal di bidang pemerintahan.
"Kalau negara ingin maju, ingin SDM yang
bertanggung jawab itu bisa disiapkan melalui IPDN. Makanya perlu
pendidikan pemimpin yang memiliki outlook visioner. Ahok tak melihat itu," katanya.
Sementara
itu terkait wacana menarik anggota TNI dan Polri untuk menjadi PNS,
Nachrowi menegaskan, tidak setuju. Alasannya, anggota TNI dan Polri
jumlahnya tidak terlalu banyak, karenanya tak boleh digembosi untuk
menjadi PNS.
"Bisa saja dari TNI, tapi kan itu bukan bidangnya.
Tidak cukup TNI-Polri itu, kan mereka harus efisien. Kalau diserap jadi
PNS siapa yang akan mempertahankan negara," ujar Nachrowi.
Sebelumnya,
Ahok mengusulkan agar Presiden Joko Widodo membubarkan IPDN. Alasannya,
ia tidak melihat manfaat yang bisa diberikan para alumni dari lembaga
yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN)
itu setelah masuk ke lembaga pemerintahan.
Bahkan menurutnya,
alumni IPDN biasanya lebih senang berkumpul dengan aparat pemerintahan
yang sama-sama merupakan alumni dari sekolah yang terletak di kawasan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu, ketimbang dengan aparat
pemerintah yang berbeda latar belakang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar