Oleh : Daurina Lestari, Ade Alfath
VIVA.co.id - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai turunnya harga BBM, khususnya premium, seharusnya diikuti dengan perbaikan kualitas bahan bakar minyak (BBM). Pemerintah juga diminta untuk memperbanyak volume BBM dengan RON yang lebih tinggi.
"Bandingkan dengan Malaysia yang saat ini memasok BBM dengan RON
95. Sedangkan di Indonesia lebih dari 85 persen masih dipasok BBM dengan
RON 88 (premium). Sementara standar minimal euro adalah euro 2, dengan
RON 92," ujar Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi, dalam keterangan
tertulisnya, Kamis 31 Maret 2016.
Di samping kualitas, kata Tulus, pemerintah juga diminta untuk
meningkatkan cadangan volume BBM yang saat ini hanya cukup 19 hari.
Dibandingkan dengan negara-negara ASEAN, cadangan BBM Indonesia termasuk
yang paling sedikit. Pemerintah harus secara serius membangun tangki
timbun untuk memperbanyak menyimpan cadangan.
"Kita desak pemerintah untuk meningkatkan cadangan BBM minimal untuk 30 hari," ucapnya.
Lebih lanjut, YLKI juga meminta agar memperbaiki rantai distribusi
BBM, khususnya di luar Pulau Jawa. Sebab, di luar Jawa, persoalannya
bukan hanya harga, tetapi juga rantai distribusi yang panjang, karena
minimnya infrastruktur (SPBU). Sehingga, masyarakat di luar Pulau Jawa,
apalagi di daerah terpencil masih membeli BBM jauh di atas harga resmi.
Seperti diketahui, per 1 April 2016 mendatang, pemerintah akan
menurunkan harga BBM sebesar Rp500 per liter untuk premium dan solar.
Terkait dengan itu, di sektor transportasi, Menteri Perhubungan akan
menurunkan tarif angkutan umum sebesar tiga persen. (one)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar