Mei Amelia R - detikNews
Jakarta - Inspektur Jenderal (Irjen) Tito Karnavian pagi ini akan
dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) sebagai Kepala Badan
Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT). Pelantikan digelar di Istana
Negara, Jakarta Pusat.
"Iya betul pagi ini beliau dilantik
sebagai Kepala BNPT di Istana," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes
Mohammad Iqbal kepada detikcom, Rabu (16/3/2016).
Dari informasi
yang diperoleh detikcom, pelantikan dilaksanakan pada pukul 10.00 WIB.
Pelantikan dilakukan secara langsung oleh Presiden Jokowi.
Selain Kepala BNPT, Jokowi juga akan melantik Kepala Badan Keamanan Laut (Bakamla).
Pengangkatan
Tito sebagi Kepala BNPT itu tertuang dalam Surat Telegram bernomor
ST/604/III/2016 tertanggal 14 Maret 2016 yang beredar di kalangan
wartawan, Senin (14/3/2016) dengan klasifikasi biasa. Akpol 1987 itu
menggantikan Komjen Saud Usman Nasution yang dimutasikan sebagai Pati
Bareskrim dalam rangka pensiun.
Posisi Tito sebagai Kapolda
Metro diisi Irjen Pol Moechgiyarto yang sebelumnya menjabat sebagai
Kapolda Jabar. Posisi Kapolda Jabar yag ditinggalkan Moechgiyarto diisi
Irjen Pol Jodie Rooseto.
Tito menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya
sejak Juni 2015 lalu. Selama memimpin Polda paling elite ini, Tito
telah membuat sejumlah gebrakan. Di bawah kepemimpinannya, Satgas Khusus
yang ia bentuk mampu membongkar kasus korupsi dwell time yang
melibatkan Dirjen Daglu Kemendag Partogi Pangaribuan.
Tito bahkan
turun ke lapangan untuk meredam massa sejumlah karyawan JICT Pelabuhan
Tanjung Priok yang hendak melakukan aksi unjuk rasa. Tito memediasi
antara karyawan dengan manajemen sehingga dicapai win-win solution.
Penertiban
Kampung Pulo untuk kanalisasi BKT yang mendapat perlawanan dan dukungan
FPI, menjadi tertib setelah pihak FPI bertemu dengan Tito.
Di
bawah kepemimpinannya pula, serangan teroris yang menembak dan
meledakkan bom di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, pada tanggal 14
Februari 2016 disergap hanya sekitar 10 menit.
Kemampuannya dalam
penanganan terorisme memang tidak perlu diragukan lagi. Adhimakkayasa
87 ini pernah dipercaya sebagai Kasensus 88 Polri.
Sebelum
menjabat sebagai Kadensus, pria kelahiran Palembang, 26 Oktober 1964 itu
juga pernah menjabat sebagai deputi di BNPT. Tito bahkan pernah ikut
dalam penangkapan jaringan teroris Noordin M Top.
Mantan Kapolda
Papua itu juga termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa
(KLB) saat tergabung dalam tim Bareskrim Polri yang melumpuhkan teroris
Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November
2005. Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto
bersama dengan para kompatriotnya, Idham Aziz, Petrus Reinhard Golose
serta Rycko Amelza Dahniel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar