Ahmad Masaul Khoiri - detikNews
Jakarta - Bupati Ogan Ilir Ahmad Wazir Nofiadi yang baru satu
bulan dilantik ditangkap Badan Narkotika Nasional saat pesta sabu pada
Minggu, 13 Maret 2016 malam. Sehari setelah ditangkap, kondisi sang
Bupati masih teler karena pengaruh narkoba.
Nofiadi yang baru
berusia 27 tahun itu terpilih sebagai bupati setelah memenangkan Pilkada
Ogan Ilir -- kabupaten pemekaran Ogan Komering Ilir -- pada 9 Desember
2015. Sesuai Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 15 Tahun 2015,
sebelum ikut pilkada mestinya Nofiadi mendapatkan surat keterangan
bebas narkoba dan menjalani tes kesehatan.
Surat keterangan bebas narkoba Nofiadi inilah yang kini jadi pertanyaan.
PDI Perjuangan sebagai partai pengusung mempertanyakan hasil tes
kesehatan dan bebas narkoba Nofiadi, setelah Komjen Buwas menuding ada
rekayasa dalam tes kesehatan Nofi dalam pilkada lalu.
Baca juga: Bupati yang Diusung Dicokok BNN, PDIP Pertanyakan Hasil Tes Kesehatan
Kementerian
Dalam Negeri pun secara resmi meminta kepolisian dan Komisi Pemilihan
Umum mengusut keluarnya surat tes kesehatan dan bebas narkoba atas nama
Nofiadi.
"Jadi ini kami akan cepat, ini sudah tidak benar
sambil kita minta kepolisian dan KPU untuk cek ulang tes kesehatannya
dulu. Dokternya siapa, rumah sakitnya mana, kok sampai lolos. Padahal
sudah dipantau 3 bulan," kata Mendagri Tjahjo Kumolo kepada wartawan
usai mengadiri Rakornas Bina Pemerintahan Desa di Hotel SwissBell, Jl
Kartini Raya No 57 Mangga Besar, Jakarta Barat, Selasa (15/3/2016).
Tjahjo yakin BNN pasti memiliki data dan bukti yang kuat saat akan
menangkap Bupati Nofiadi. Apalagi BNN sudah memantau si bupati selama 3
bulan sebelum akhirnya dicokok.
"Saya kira data tes kesehatan
harus dibuktikan. BNN juga tidak asal tangkap ya. Dia juga pejabat
daerah. Pasti track record sudah dipantau BNN, BNN juga punya struktur
sampai tingkat Polres dan Polres punya bidang masalah narkoba," kata
Tjahjo.
Nofi baru dilantik sebagai bupati pada 27 Februari 2016.
Dia merupakan putra keempat dari Bupati Ogan Ilir sebelumnya, Ir H
Mawardi Yahya. Nofi sebelumnya menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) OI periode 2014-2019 dari Partai Golkar. Saat maju
pilkada, dia didukung PDIP, Golkar, Hanura, PPP, dan PKS.
(erd/nrl)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar